body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

About

Mahasiswa di UNISBA Since 2013
Topi "TOGA" prioritas utama
Ekonomi - Manajemen
Line ID : ryaaaaannn_

Kamis, 26 Januari 2017

Jurnal pengambilan keputusan


PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SULAWESI SELATAN
“Disajikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Pengambilan Keputusan”






Disusun oleh:

1. Ryan Anggara 13106620049           Manajemen





FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM BALITAR BLITAR 2017


PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SULAWESI SELATAN


ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh biaya pendidikan relatif terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa baik langsung maupun tidak langsung (2) pengaruh kelompok rujukan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan baik langsung maupun tidak langsung (3) pengaruh komunikasi pemasaran terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan baik langsung maupun tidak langsung (4) pengaruh citra perguruan tinggi swasta terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan baik langsung maupun tidak langsung (5) pengaruh motivasi terhadap sikap, dan pengambilan keputusan (6) pengaruh sikap terhadap pengambilan keputusan mahasiswa. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dari mahasiswa perguruan tinggi swasta terpilih menjadi sampel sebanyak 250 orang. Analisis dilakukan dimulai dengan pemeriksaan sifat-sifat pengukuran melalui analisis faktor konfirmatori, kemudian verifikasi model dengan menggunakan structuralequation model (SEM) dan hasilnya dijustifikasi. Hasil peneltian menunjukkan bahwa (1) Biaya Pendidikan Relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap dan pengambilan keputusan; (2)

Kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan (3) Komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta, dan pengambilan keputusan , namun tidak signifikan terhadap terhadap motivasi, dan sikap; (4) citra perguruan tinggi swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan;

(5)  motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap, dan pengambilan keputusan; (6) Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan.






Kata Kunci : Biaya Pendidikan Relatif, kelompok rujukan, komunikasi pemasaran, citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan


An Analysis of Student’s Decision Making to Choose Private

Universities in South Sulawes





ABSTRACT


The research aims to analyze: (1) the relative educational cost’s effect on private universitiy’s image, motivation, attitude, and student’s direct or indirect decision; (2) referral group’s effect on motivation, attitude, and direct or indirect decision making;

(3)  marketing communication’s effect on private university’s image, motivation, attitude, and direct or indirect decision making; (4) the image influence of private univerisities on motivation, attitude, and direct or indirect decision making; (5) the

motivation’s influence on attitude, and decision making; (6) the influence of attitude on student’s decision. The research used primary data which were collected from 250 selected student’s of private tertiary education institutions. Analysis was conducted started from the assessment through analysis of confirmatory factors, and model verification by using Structural Equation Model (SEM) and the results were justified. The results reveals that (1) Educational cost relatively has positive and significant influence on private university’s image, motivation, attitude, and decision maiking; (2) referral group has positive and significant on motivation, attitude, and decision making;

(3) marketing communication has positive and significant influence on private univerisity’s image, and decision making, but not significant on motivation, and attitude;

(4)  the image of private universities has positive and significant influence on motivation, attitude, and decision making; (5) motivation has positive and significant influence on attitude, and decision making: (6) attitude has positive and significant influence on
student’s decision to choose private universities in South Sulawesi.








Keywords: Relative communication, private








education university’s








cost, referral group, marketing image, motivation, attitude, and,



decision making.


PENDAHULUAN


Latar Belakang

Kata kunci yang harus dihadapi seluruh bangsa di dunia dewasa ini dan ke depan adalah persaingan. Globalisasi yang sedang dihadapi membuat persaingan itu bahkan semakin ketat. Untuk bisa memenangi persaingan tidak ada pilihan lain kecuali setiap negara memiliki SDM yang berkualitas. Meninjau gambaran daya saing Indonesia dalam menghadapi kompetisi yang semakin mengglobal, World Economic Forum (tahun 2008) memberikan data bahwa berdasarkan Global Competitiveness Index, Indonesia berada pada posisi 54, jauh berada dibawah negara- negara tetangga seperti Singapura (peringkat 5), Malaysia (peringkat 21), dan Thailand (peringkat 34), tetapi sudah lebih baik dari Philipina (70) dan Kamboja (107)


Tabel 1. Global Competitiveness Index (2007-2008 dan 2008-2009)

N e g a r a
Ranking 2008-2009
Ranking 2007-2008



Singapore
5
7



Malaysia
21
21



Thailand
34
28



Indonesia
54
54



Philipina
70
71



Vietnam
69
68



Cambodia
107
110



Sumber: World Economic Forum, 2008


Sementara itu kualitas Sumber Daya Manusia (Human Development Index) Indonesia sebagaimana dilansir UNDP (2008) masih terpuruk di level bawah yakni menempati urutan 109 dari 179 negara di bawah Philipina, Thailand, Malaysia, Brunei, dan Singapura yang sesama negara ASEAN. Indonesia (peringkat 6) hanya satu tingkat diatas Vietnam yang berada di urutan 7 untuk wilayah negara-negara Asia Tenggara.


Dari angka-angka di atas jelas memberikan informasi bahwa semakin banyak SDM berkualitas yang dimilki sebuah negara akan semakin besar peluang yang dimiliki negara tersebut untuk bisa memenangi persaingan atau kompetisi dan memetik manfaat maksimal dari ekses globalisasi. Globalisasi memprasyaratkan persiapan sumber daya manusia yang berkualitas (qualified human resources) tentunya dengan tingkat persaingan sains dan tekhnology yang mumpuni, terutama tekhnologi komunikasi, dan ditopang dengan basic


moralitas yang tergali dari kearifan tradisi-kultural dan nilai-nilai doktrinal agama yang kuat. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa masa depan suatu bangsa tergantung pada seberapa baik kualitas pendidikan dan sumber daya manusia bangsa tersebut.


Pendidikan mempunyai peranan yang sangat sentral dan strategis, terutama jika dikaitkan dengan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Karena hanya dengan sumber daya manusia yang berkualitaslah akan tercipta peningkatan harkat dan martabat manusia yang sejati. Hal ini relevan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sisdiknas yang baru pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan yang menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan negara.


Pendidikan merupakan bentuk dari investasi jangka panjang (long-term investment) artinya bahwa investasi pada bidang sumber daya manusia memang tidak segera bisa dinikmati hasilnya. Namun pada jangka panjang diyakini manfaatnya akan segera terasakan yaitu dengan mempersiapkan SDM berkualitas melalui saluran pendidikan berkualitas di masa depan, sudah barang tentu segenap pilar kekuatan bangsa harus melakukan investasi sebesar-besarnya untuk peningkatan kualitas (proses dan hasil) dunia pendidikan.. Perguruan Tinggi sebagai salah satu bagian penting dalam dunia pendidikan yang ikut bertanggungjawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa mempunyai tanggungjawab dan peran yang sangat strategis untuk mengambil bagian dalam mengatasi permasalahan kualitas sumber daya manusia. Kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan di Indonesi serta untuk memberdayakan peran serta masyarakat menyelenggarakan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia khususnya pendidikan tinggi. Selain itu perubahan paradigma pengelolaan pendidikan tinggi telah bergeser dari pendekatan sentralistik ke arah pendekatan desentralisasi serta terikat pada satu tujuan sebagaimana dirumuskan dalam Visi 2010 Pendidikan Tinggi Indonesia, yaitu pada tahun 2010 telah dapat diwujudkan sistem pendidikan tinggi termasuk perguruan tinggi yang sehat sehingga mampu memberikan kontribusi pada daya saing bangsa dengan ciri berkualitas, memberi akses dan berkeadilan serta otonomi (HELTS 2003-2010).


Gambaran kualitas Sumber daya manusia dapat pula. dilihat dari kualitas perguruan tinggi yang ada di Indonesia sebagai salah satu lembaga yang bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia . Salah satu indikator yang dapat dijadikan rujukan adalah tingkat persaingan perguruan tinggi antar negara baik di tingkat dunia maupun di tingkat negara-negara di Asia Tenggara.


Peringkat perguruan tinggi untuk negara-negara Asia Tenggara, dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di Indonesia, peringkat paling tinggi yang dapat diraih adalah peringkat ke 5 (Universitas Indonesia), Universitas Gajah Mada (peringkat 8), Institut Tehnologi Bandung (peringkat 14). Secara rinci peringkat perguruan tinggi terbaik di Asia Tenggara adalah sebagai berikut:


Tabel 2. Peringkat Perguruan Tinggi Asia Tenggara 2009



Peringk
Perguruan Tinggi
Negara



1
National Univ of Singapore
Singapore



2
Nanyang Technological
Singapore



3
Chulangkorn University
Thailand






4
University of Malaya
Malaysia



5
Indonesia Univeristy
Indonesia



6
Mahindal University
Thailand



7
Ateneo De Manila Univeristy
Philippine



8
Universitias Gajah Mada
Indonesia



9
Univ of The Philippines
Phlippines



10
University Kebangsaan Malaysia
Malaysia



11
University Sains Malaysia
Malaysia



12
University Teknologi Malaysia
Malaysia



13
Universiti Putra Malaysia
Malaysia



14
Bandung Institute Technology
Indonesia





Sumber; QS Intelligence Unit, 2009


Jika dilihat pada Tabel 2 tersebut diatas, perguruan tinggi Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Thailand, dan Malaysia. Oleh karena itu Indonesia harus bekerja keras dalam merumuskan sistem pendidikan nasional sehingga tidak tertinggal lebih jauh lagi di masa-masa yang akan datang.


Di Propinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu pusat pendidikan di kawasan timur Indonesia jumlah perguruan tinggi berkembang cukup signifikan khususnya Perguruan Tinggi Swasta. Pada tahun 2002 jumlah perguruan tinggi swasta yang ada di Sulawesi Selatan hanya 133, namun hanya dalam jangka waktu 7 tahun kemudian menjadi 203 (tahun 2009). Hal ini menunjukkan terjadi kenaikan sebanyak 70 perguruan tinggi atau 52,63 %.

Perkembangan perguruan tinggi swasta yang cukup pesat ini diharapkan bisa memberi kontribusi maksimal dalam pembangunan dalam berbagai sektor tidak hanya di Sulawesi Selatan tetapi paling tidak Indonesia Bagian Timur. Selain itu diharapkan pula ke depan PTS yang ada di Sulawesi Selatan mampu berkiprah dan menunjukkan kualiltasnya di level nasional


Jumlah perguruan tinggi yang banyak ini bila dilihat dari perspektif perguruan tinggi akan mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat dalam menggaet calon mahasiswa. Berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki perguruan tinggi akan dikerahkan semaksimal mungkin dan menjadi nilai jual yang positip, namun sebaliknya perguruan tinggi yang tidak mampu dan tidak memiliki daya saing akan merasakan dampak dari persaingan ini berupa kurangnya jumlah mahasiswa.


Di sisi lain pertumbuhan perguruan tinggi ini membuat para calon mahasiswa memiliki banyak alternatif dalam memilih sebuah perguruan tinggi. Dari data yang ada menunjukkan jumlah calon mahasiswa dari tahun ke tahun yang mendaftar ke PTS sebarannya menjadi sangat timpang antara satu perguruan tinggi swasta tertentu dengan perguruan tinggi swasta lainnya walaupun dengan karakteristik PTS yang relatif sama misalnya program studi yang dikelola, sarana dan prasarana yang dimiliki antara lain gedung perkuliahan yang permanen, laboratorium, serta biaya pendidikan dan lain sebagainya. Ada perguruan tinggi swasta tertentu yang sangat diminati, dilain pihak ada pula yang kurang diminati.


Dari data yang ada menunjukkan bahwa dalam kurun waktu selama lima tahun (2003-2007) Universitas Muslim Indonesia dan Universitas Muhammadiyah adalah dua univesritas swasta yang paling banyak diminati calon mahasiswa sementara Universitas Veteran dan Universitas 45 yang paling sedikit diminati. Sedangkan perguruan tinggi yang mengelola program ICT nampaknya STMIK Dipanegara menjadi perguruan tinggi favorit sedangkan dua perguruan tinggi yang lain secara rata-rata kurang diminati yakni STMIK Kharisma dan STMIK Handayani.. Sedangkan di tingkat akademi AMI Makassar cenderung lebih diminati dibandingkan dengan AIPI Makassar. Namun bila dilihat dari sisi indikator kualitas seleksi dimana semakin kecil proporsi tingkat keketatan menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas seleksi, yang bermakna semakin tingginya tingkat persaingan untuk bisa diterima di perguruan tinggi tertentu. Di tingkat universitas, Universitas Kristen Paulus walaupun jumlah peminatnya tidak terlalu besar dibandingkan dengan 3 universitas yang lain namun secara rata-rata tingkat keketatannya selama lima tahun adalah yang paling kecil (61,65) kemudian disusul berturut-turut UMI (64,66), Unismuh (70,10) dan UVRI (89,80).


Mengantisipasi fakta-fakta tersebut maka proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu sangat penting untuk diketahui oleh para pengelola perguruan tinggi swasta melalui kajian perilaku konsumen.


Schiffman dan Kanuk (2007) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan sebagai proses penting dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang terdiri dari bauran pemasaran (produk, promosi, harga, distribusi) dan lingkungan sosial budaya (keluarga, sumber informasi, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan sub budaya). Kemudian lingkungan internal (faktor psikologis) yang terdiri dari motivasi, kepribadian, pembelajaran, persepsi, dan sikap.


Demikian pula yang dikemukakan oleh James F. Engel, Rogerd D. Blackwell, Paul W. Miniard, (1992) yang menyatakan bahwa keputusan konsumen dalam memilih sebuah produk/jasa dipengaruhi oleh tiga hal yakni 1) Pengaruh lingkungan/eksternal yang terdiri dari faktor budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi; 2) Pengaruh Perbedaan Idividu/Internal yang terdiri dari Sumber daya konsumen (waktu, uang, perhatian), motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi 3) Pengaruh Psikologis yang terdiri dari pengolahan, informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.


Dirumuskan beberapa masalah pokok penelitian sebagai berikut:

Apakah pengaruh biaya pendidikan relatif terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung

1.  Apakah pengaruh kelompok rujukan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

2.  Apakah pengaruh komunikasi pemasaran terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

3.  Apakah pengaruh citra perguruan tinggi swasta terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

4.  Apakah pengaruh motivasi terhadap, sikap, dan pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

5.  Apakah pengaruh langsung sikap terhadap pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta.


Tujuan Penelitian

Pada dasarnya studi ini berupaya untuk menjawab masalah yang telah dipaparkan di atas, secara operasional studi ini bertujuan:

1.  Untuk mengetahui pengaruh biaya pendidikan relatif terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

2.  Untuk mengetahui pengaruh Kelompok Rujukan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.baik langsung maupun tidak langsung.

3.  Untuk mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsunng maupun tidak langsung.

4.  Untuk mengetahui pengaruh citra perguruan tinggi swasta terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

5.  Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak


langsung.

6.  Untuk mengetahui pengaruh langsung sikap terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.


Manfaat Penelitian

Secara rinci hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1.  Dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa sebagai konsumen perguruan tinggi terhadap proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta, maka secara umum pengelola Perguruan Tinggi Swasta telah memperoleh gambaran yang berguna agar dapat lebih memfokuskan prioritas kepada hal-hal yang menjadi keinginan dan tuntutan mahasiswa sebagai konsumen dalam bentuk atribut kepuasan yang tinggi.

2.  Memberikan masukan kepada para pengelola perguruan tinggi swasta dalam rangka peningkatan manajemen pengelolaan dengan memperpendek jarak antara tawaran pergurun tinggi dan keinginan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.

3.  Dalam kaitannya dengan pembangunan perguruan tinggi di Indonesia, diharapkan berguna untuk perumusan strategi positioning dan marketing mix lembaga, khususnya strategi positioning berbasis manfaat, sekaligus memberi informasi mengenai atribut produk/jasa yang paling unggul menurut penilaian mahasiswa, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka memperdalam wawasan mengenai teori dan aplikasi manajemen pemasaran dalam pendidikan tinggi dan dapat menjadi referensi bagi para akademisi dan para pemakai.

4.  Sebagai salah satu kontribusi pemikiran dalam pengembagan ilmu pengetahuan pemasaran jasa, khususnya dalam bidang riset perilaku konsumen jasa pendidikan tinggi.

5.  Sebagai bahan referensi bagi pihak yang berminat untuk memahami dan meneliti perilaku konsumen, khususnya perilaku mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.

6.  Diharapkan model penelitian aplikatif ini dapat mengungkap fakta yang dapat mendukung pengembangan perguruan tinggi swasta utamanya dalam pengelolaan dan manajemen perguruan tinggi swasta yang lebih profesional.


TINJAUAN PUSTAKA


Karakteristik Jasa Pendidikan Tinggi

Jasa didefinisikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2000) walaupun produk jasa bisa saja berhubungan dengan produk fisik. Oleh karena itu pendidikan dapat dikatakan sebagai jasa karena memiliki karakteristik sebagai sebuah pelayanan jasa, sebagaimana dikemukakan oleh Griffin (1996) dan Kotler (2005).


Dalam beberapa literatur pemasaran diungkapkan bahwa jasa memiliki karasteristik, yaitu : intangibility, inseparability, variablity/ heterogenity, perishability, dan lack of ownership. Karakteristik tersebut berimplikasi terhadap manajemen seperti tergambar dalam tabel berikut:


Tabel 3 : Karakteristik Jasa
 


Karakteristik
Implikasi Manajemen




Intangibility

·   Pr
bersif
abstra
lebih
tindakan




oduk
at
k
berupa
atau

















pengalaman






·   Tidak dapat dipajang: diferensiasi sukar



dilakukan




Inseparability
·
Konsumen terlibat dalam produksi:



kontak dan interaksi sangat penting



·   Pelanggan lain juga terlibat: masalah



pengendalian






·
Lingkungan jasa: mendiferensiasikan



bisnis





Heterogeneity
·
Standarisasi sukar dilakukan, sangat



tergantung kepada SDM yang terlibat



·   Kualitas sulit dikendalikan: heteroginitas

Perishability
·
Tidak dapat disimpan: tidak ada



persediaan






·   Masalah beban periode puncak:

Lack of
·
Pelanggan tidak dapat memiliki jasa: jasa












Sumber: Fandy, 2005


Karakteristik jasa sebagaimana yang dikemukakan diatas, apabila diimplemantasikan dalam layanan jasa pada pendidikan tinggi dalam hal ini perguruan tinggi swasta (PTS), maka ini berarti bahwa kualitas suatu perguruan tinggi swasta dapat ditentukan baik buruknya bila seseorang telah menjadi mahasisswa, dan apakah lulusan perguruan tinggi swasta tersebut mudah mendapatkan pekerjaan atau tidak, serta apakah sesuai dengan bidang ilmunya dapat dibuktikan beberapa tahun kemudian setelah mahasiswa lulus.


Selanjutnya Bowen (1971) mengatakan bahwa dengan karakteristik demikian menekankan bahwa produk perguruan tinggi adalah pembelajaran (instruction), penelitian (research), dan pengabdian masayarakat (public services) dengan produk utama (the chief product ) adalah pembelajaran (teaching learning). Selanjutnya selain dari produk utama tersebut Bowen (1971) juga mengemukakan produk sampingannya (by-product) berupa personal self discovery, career choice and placement, dan direct satisfactions and enjoymets. Dill (2003) mengemukakan bahwa perguruan tinggi dapat dipandang sebagai bagian dari industri ekonomi yang menyediakan derajat akademik, penelitian, dan pengabdian.

Verry & Davies (1976) menggambarkan pendidikan tinggi sebagai penyedia jasa untuk output pendidikan tinggi sebagai berikut:

“(i) Instructional or teaching outputs (the transmission of knowledge). This involves the teaching of various kinds (general, vocational etc), in different subjects and at different levels, all generally leading to certification of some description.
(ii) Research outputs (the extension of knowledge).

(iii) General Social Services. This is something of a catch-all category for the less tangible and often most controversial activities of the university. It is intended to include the general socialization function (he instillaton of desirable work habits, co-operative behaviour, respect for laws and institution, and some would say, docility and obedience), and the related function, primarily benefiting employers, of sorting, selecting and screening individuals…”


Faktor-Faktor Penentu Keputusan Pembelian

Pada dasarnya keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh berbagai variabel baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh rangsangan (stimuli) yang terdiri dari rangsangan pemasaran (produk, harga, saluran pemasaran dan promosi) serta ransangan lain yang terdiri dari faktor ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran pembeli. Karaktersitik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu (Kotler & Amstrong, 2001 Kotler, 2005)


Lebih rinci lagi dan lebih konprehensif dikemukakan oleh Hawkins, et. al (2004) bahwa hanya ada dua faktor utama yakni faktor eksternal yang terdiri dari : budaya (culture), sub-budaya (sub-culture), demografis (demographics), status sosial (sosial status), kelompok rujukan (reference group), keluarga (family) dan kegiatan pemasaran (marketing activities). dan faktor internal terdiri dari : persepsi (perception), pembelajaran (learning), memory (memory), motivasi (motives), kepribadian (personality), emosi (emotions) dan sikap (attitudes) sebagai penentu utama dalam menentukan keputusan pembelian.


Dalam perkembangannya dijelaskan pula secara lebih luas bahwa ada empat faktor penentu utama yang berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen yakni 1) Faktor kebudayaan yang terdiri dari : budaya, sub- budaya dan kelas sosial, 2) Faktor sosial yang terdiri dari : kelompok referensi, keluarga, peran dan status, 3) Faktor pribadi yang terdiri dari : usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, ekonomi dan keperibadian gaya hidup dan konsep diri, dan 4) Faktor psycological yang terdiri dari : motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap (Kotler, 2005)


Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum ada dua faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian barang maupun jasa yakni faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol serta faktor internal yang datangnya dari dalam diri konsumen sendiri.

Hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hossler, et al (1985), Chapman (1981), Freeman (1999), Cambera dan La Nasa’s (2000) dengan menggunakan beberapa model perilaku konsumen


menemukan bahwa faktor demograpic, latar belakang sosial-ekonomi, jenis kelamin, latar belakang karier keluarga dan karakteristik individu para siswa mempengaruhi keputusan pemilihan perguruan tinggi.


1.     Pengaruh faktor eksternal

Harga memainkan peranan penting dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan

harga memberikan penghasilan sekalligus laba bagi perusahaan. Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra (Lupioyadi, 2001). Penentuan penetapan harga jasa menurut Payne dalam Umi Kalsum (2008) terdiri dari a). Positioning jasa; b). Tujuan-tujuan korporat, c). Sifat kompetensi d). Daur hidup jasa e) Elastisitas permintaan f) Struktur biaya g) Sumber daya yang digunakan h). Kondisi ekonomi yang berlaku i). Kapasitas jasa j). Sasaran perusahaan yang dicapai. Sedangkan komponen harga untuk biaya pendidikan swasta menurut Lupioyadi (2001) meliputi 1).


Uang registrasi/registrasi ulang tiap awal semesteran, 2). Uang perkuliahan yang meliputi uang biaya penyelenggaraan pendidikan juga hal yang berhubungan dengan pengembangan dan pembinaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler seperti uang buku, peralatan, dan sebagainya per semester; 3) Biaya per SKS; 4) Uang sumbangan pembangunan gedung; 5) Uang ujian dan lain-lain.


Harga atau Biaya pendidikan yang harus dikeluarkan tidak saja hanya dapat dinilai dari sisi tinggi rendahnya, mahal tidaknya, tetapi dapat pula dilihat dari sisi yang lain yakni pada bagaimana kemampuan, mempersepsikan serta merasakan biaya yang

dikeluarkan dihubungkan dengan kelayakan, kemudahan, serta kepatutan dalam mengakses perguruan tinggi tertentu. Dengan demikian hasil penilaian yang dilakukan sangat tergantung kepada kemampuan ekonomi, kondisi dan pola penilaiannya secara subyektif dengan mengaitkan misalnya dengan kemungkinan nilai atau kualitas yang akan diterima, keterjangkauan biaya pendidikan, kewajaran biaya pendidikan dan lain sebagainya. Untuk sampai pada kesimpulan penilaian biaya pendidikan, berbagai hal juga bisa menjadi pertimbangan misalnya jumlah dan kualifikasi dosen yang dimiliki, kelengkapan infra struktur, pelayanan yang diberikan, reputasi akademik, manajemen pengelola dan lain sebagainya. Hal-hal inilah yang dihubungkan dengan biaya pendidikan sebelum menilai apakah biaya pendidikan tersebut tergolong wajar atau tidak dan lain sebagainya. Karena penilaian ini tentu saja sifatnya sangat relatif masing-masing orang sehingga biaya pendidikan ini disebut biaya pendidikan relatif. Dengan


demikian biaya pendidikan relatif ini tidak bisa dimaknai sama dengan harga yang digunakan untuk membeli produk tertentu.


Di sisi lain Schiffman dan Kanuk (2007) menjelaskan bahwa bagaimana konsumen memandang harga tertentu- tinggi, rendah, wajar, mempunyai pengaruh yang kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli. Ini menunjukkan bahwa seorang konsumen menilai kewajaran sebuah harga produk atau jasa sangat tergantung dari cara menilainya.


Di lain pihak konsumen juga sering menghubungkan harga dengan kualitas produk atau jasa yang diterima seperti yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) yang mengatakan bahwa konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas jika mereka mempunyai sedikit informasi yang dapat dipegang atau jika mereka kurang yakin pada kemampuan mereka sendiri untuk melakukan pilihan atas dasar hal-hal lain. Tetapi jika isyarat- isyarat lain tersedia bagi konsumen misalnya merek, atau citra toko maka kadang-kadang lebih berpengaruh dari pada harga dalam menentukan kualitas. Demikian pula yang dikemukakan oleh Mowen dalam Ndaru Kusuma Dewi (2009) bahwa konsumen cenderung menggunakan harga sebegai indikator kualitas. Schiffman & Kanuk (1994) serta Hawkins, Best & Coney (1995) juga mengatakan bahwa harga adalah sebuah sinyal dari kualitas. Hal ini dapat terjadi jika konsumen sulit untuk membuat keputusan tentang kualitas secara obyektif atau dengan menggunakan nama merek atau citra toko (Mowen, 1993). Sebuah penellitian yang dilakukan oleh Dodds dalam Ndaru kusuma Dewa (2009) menyatakan bahwa konsumen akan membeli sutu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka.


Promosi/Komunikasi Pemasaran, pada saat menentukan keputusan pembelian konsumen melakukan pencarian informasi secara ekstensif dan kemudian memproses informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan pembelian. Hal ini menunjukkan peran penting komunikasi dalam menunjang proses keputusan pembelian, seperti yang disampaikan oleh Henry Assael (1998) sebagai berikut:

”Since they provide information that influences consumer’s puchase, communications are central to consumer’s decision making”. Untuk itu tidaklah cukup bagi perusahaan hanya sekedar mengembangkan produk dengan baik, menawarkan dengan harga menarik, dan membuatnya mudah diperoleh pelanggan sasarannya. Namun perusahan harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang,


pelanggan potensial, pengecer, pemasok, serta pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan.

Terdapat beberapa sumber informasi yang dapat membantu pembuatan keputusan, Henry Assael (1998) mengungkapkannya sebagai berikut:

”To make purchasing decision, consumers acquire and process information from advertising, from their experience, with product, from friends and neighbors, and from others sources”. Dalam membuat keputusan pembelian, konsumen dapat memperoleh informasi dari iklan dari pengalaman terhadap suatu produk, dari teman dan tetangga serta dari sumber informasi yang lain.

Oleh karena itu penting bagi setiap perusahaan tidak terkecuali perguruan tinggi mengadakan komunikasi pemasaran dalam membantu dan mengarahkan konsumen agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya dengan cara menyadarkan semua pihak yang terkait dalam komunikasi pemasaran untuk berbuat lebih baik dengan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu komunikasi pemasaran juga sangat penting untuk meningkatkan citra merek seperti yang dikemukakan oleh Meenaghan dan Shipley (1999) bahwa pentingnya komunikasi pemasaran dalam meningkatkan citra merek. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Graeff (1996) yang secara lebih khusus membahas pentingnya promosi dalam membangun suatu merek.


Kelompok rujukan dalam keputusan pembelian,

Kelompok acuan adalah individu atau sekelompok orang yang dianggap memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan aspirasi, atau dalam berperilaku (Solomon, 1999). Kelompok acuan dapat pula berwujud seseorang atau kelompok yang menjadi pembanding atau acuan seseorang dalam pembentukan nilai-nilai, sikap, atau perilaku baik secara umum ataupun secara khusus (Kindra, Laroche dan Muller, 1994). Dalam pengertian yang kurang lebih sama Peter dan olson, (2005) mengemukakan bahwa Kelompok Rujukan melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding antara titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku sesorang.


Besarnya pengaruh kelompok rujukan terhadap keputusan pembelian dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Bearden dan Etzel dalam (Peter dan Olson, 2000), ditemukan bahwa pengaruh kelompok referensi pada keputusan produk dan merek beragam paling tidak dalam dua dimensi, yaitu dimensi pertama yang berkaitan dengan sejauhmana suatu produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah serta dimensi kedua adalah sejauh mana objek yang sedang yang dipertemukan menarik atau dikenal orang lain.


Faktor Internal (Psikologis)

Selain pengaruh faktor eksternal dalam pengambilan keputusan pembelian juga diduga kuat dipengaruhi oleh faktor internal (psikologi) utama khususnya dalam pemilihan perguruan tinggi yaitu : motivasi, , citra (persepsi), dan sikap (Schiffman dan Kanuk, 2007).


A. Pengaruh Motivasi terhadap keputusan pembelian

Proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak terpenuhi yang menyebabkan timbulnya ketegangan (Jeffrey, et al, 1996). Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk, (2007), motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan yang timbul sebagai akibat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dalam kalimat yang berbeda Supranto (2007) mengemukakan bahwa motivasi menunjukkan alasan untuk suatu perilaku. Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah perilaku.


Sedangkan Teori Motivasi menurut McClelland, dinyatakan bahwa manusia memiliki tiga macam kebutuhan dasar yang dapat memotivasi seorang individu untuk
berperilaku, yaitu :

1)  Kebutuhan untuk berkuasa yaitu seberapa jauh individu berkeinginan untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain serta obyek-obyek lain yang ada di lingkungannya. Individu yang memiliki motif berkuasa tinggi memiliki dorongan yang kuat untuk mengarahkan dan mengubah orang lain atau kejadiankejadian yang ada di sekitarnya.


2)  Kebutuhan berafiliasi yaitu kebutuhan individu untuk mendapatkan kehangatan dan menjalin hubungan secara lebih dekat dengan orang lain. Individu yang memiliki motif berafiliasi tinggi akan cenderung lebih ekspresif dalam mengungkapkan emosi dan perasaannya kepada orang lain, suka bekerjasam dengan orang lain, menyukai pertemanan serta situasi sosial. 3) Kebutuhan berprestasi (needs for achievement), yaitu keinginan manusia untuk mencapai prestasi, reputasi dan karier yang terbaik.


Sejauhmana pengaruh motivasi seseorang terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dilihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Tuggaesti (2007), dimana ditemukan pengaruh yang positif antara motivasi berbelanja terhadap kepuasan berbelanja. Ketiga variabel elemen motivasi berbelanja, yaitu : Socialization, diversion dan utilitarian memberi pengaruh terhadap kepuasan berbelanja.


B.  Pengaruh Citra Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merk, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang diperoleh dari stimuli pemasaran dan lingkungan. Citra adalah total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu (Nugroho J Setiadi, 2003)


Sedangkan persepsi menurut Schiffman dan Kanuk (2004) adalah sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna. Persepsi mempunyai peran yang sangat penting dalam pemasaran. Citra yang ada di benak konsumen timbul karena proses persepsi, bagaimana konsumen menilai sebuah kualitas jasa juga sangat ditentukan oleh persepsinya, keberhasilan dalam memposisikan produk juga sangat tergantung pada persepsi yang ada di benak konsumen.




Citra pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu citra perusahaan, citra produk,


dan citra merek. Citra perusahaan mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang produk dan merk, maka konsumen akan menggunakan citra perusahaan sebagai dasar untuk memilih produk. Masyarakat kadang tidak menyukai produk karena citra yang sudah terlanjur buruk dari perusahaan di mata masyarakat. (Tatik

Suryani, 2008)


C. Pengaruh Sikap Terhadap Keputusan Pembelian

Pengertian sikap pada awalnya dikemukakan oleh Thurstone (1993) dimana dia melihat sikap sebagai salah satu konsep yang cukup sederhana yaitu jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu obyek. Beberapa tahun kemudian Gordon Allport mengemukakan pengertian sikap yang lebih luas yakni suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.


Definisi yang dikemukakan tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu obyek baik disenangi ataupun tidak secara konsisten.

Sedangkan Schiffman dan Kanuk (2007) mengemukakan dalam pengertian yang kurang lebih sama bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Demikian pula pendapat yang dikemukakan oleh Engel, Black Ward dan Miniard (1995), yang mengatakan bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan tidak disukai.


Pada dasarnya banyak faktor yang bisa membentuk sikap seseorang khususnya yang berhubungan dengan sikap pembelian terhadap suatu produk/jasa. Menurut Prasetijo, Ihalauw (2004) mengatakan bahwa sumber-sumber utama yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen adalah: 1) Pengalaman. Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut 2) Kepribadian. Keluarga menurut Kindra, et. al (1994) adalah faktor penting dalam pembentukan kepribadian dan selanjutnya pembentukan sikap seseorang. Dalam keluarga itulah, seseorang membentuk nilai-nilai dasar dan keyakinannya. Selain keluarga, kontak dengan teman dan orang-orang lain di sekitarnya, terutama orang-orang yang dikagumi , juga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dan sikap seseorang. 3) Informasi dari media massa.


Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan dalam paradigma penelitian serta kajian pustaka dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1.  Biaya Pendidikan Relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta , motivasi, sikap dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung

2.  Kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung

3.  Komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

4.  Citra perguruan tinggi swasta berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

5.  Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.

6.  Sikap berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.


METODE PENELITIAN


Rancangan dan Pelaksanaan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory atau confirmation research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis dan dilaksanakan dengan pendekatan analisis deskriptif dan verifikatif melalui survei (Rahayu, 2005).

Pendekatan analisis adalah study untuk menemukan fakta melalui interpretasi yang tepat dan dapat bermanfaat sebagai problem solution. Sedangkan penelitian kausal adalah untuk mengkaji suatu variabel atau lebih yang menjadi determinan terhadap variabel lainnya (Nazir, 2005).


Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar baik tingkat Universitas, Sekolah Tinggi, maupun Akademi. b. Waktu Penelitian

Adapun waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Desember 2009 sampai dengan Mei 2010.


Model dan Tehnik Analisis Data

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan struktural atau structural equation modeling (SEM) untuk mengetahui hubungan kausal antar variabel laten yang terdapat dalam persamaan struktural.


Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variable penelitian baik exogenous vabriable maupun endogenos variable. Karakteristik responden yang meliputi jender, asal SMU, pekerjaan orang tua, sedangkan deskripsi variabel meliputi biaya pendidikan relatif , kelompok rujukan, komunikasi pemasaran, citra perguruan tinggi swasta, motivasi, serta pengambilan keputusan mahasiswa.


Analisis model struktural

Hubungan fungsional antar variabel yang dianalis dengan menggunakan model struktural dengan mengacu pada model persamaan reduced form sebagaimana telah diuraikan pada Bab 3 sebelumnya yang selengkapnya dapat ditulis kembali sebagai berikut :
Y1  =
0 +
1 X1
+   2X3
+   1

(1b)
Y2 =
0 +
1X1 +
2X2 +
3X3 +
1
(2b)
Y3 =
0 +
1X1 +
2X2 +
3X3 +
2
(3b)
Y4 =
0 +
1X1 +
2X2 +
3X3 +
3
(4b)


PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN


A.     Analisis dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta, Motivasi, Sikap, dan Pengambilan Keputusan

1.      Analisis dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta


Setelah dilakukan analisis tentang besarnya pengaruh langsung antara variabel biaya pendidikan relatif terhadap variabel Citra Pergguruan Tinggi Swasta menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta diterima. Hasil ini menunjukan bahwa variabel biaya pendidikan relatif sebagai salah satu variabel masih sangat berpengaruh dalam membentuk citra perguruan tinggi di masyarakat khususnya perguruan tinggi swasta.


Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Martin and Dixon (1991) yang menemukan bahwa ada 4 (empat) type yang mempengaruhi citra universitas yaitu : program-program akademik, lingkungan sosial, biaya pendidikan dan lokasi, dan pengaruh-pengaruh yang lain seperti pengaruh orang tua, teman, guru, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian diatas, maka hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa variabel biaya pendidikan relatif dengan dimensi keterjangkauan, cara pembayaran, biaya pendidikan yang dikaitkan dengan kualitas pelayanan, beasiswa yang ditawarkan, serta kewajaran biaya pendidikan merupakan dimensi-dimensi yang berkontribusi terhadap citra

perguruan tinggi khususnya dalam memilih perguruan tinggi swasta. Indikator yang paling berpengaruh dalam biaya pendidikan relatif ini adalah biaya pendidikan yang dikaitkan dengan kualitas pelayanan yang diterima. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika responden mempersepsikan biaya pendidikan dengan kualitas pendidikan maka biaya


pendidikan yang tinggi dipersepsikan akan melahirkan kualitas pendidikan yang tinggi pula. Dengan demikian responden akan mempersepsikan biaya pendidikan yang tinggi akan melahirkan citra perguruan tinggi yang tinggi demikian sebaliknya. Oleh karena itu jika calon mahasiswa akan melanjutkan pendiidikannya ke perguruan tinggi swasta yang berkualitas maka biaya pendidikan akan menjadi salah satu rujukan atau pertimbangan disamping faktor-faktor lain.


Oleh karena itu salah satu implikasi kebijakan bagi pengelola perguruan tinggi swasta adalah penetapan biaya pendidikan relatif harus benar-benar diupayakan agar sesuai dengan kemungkinan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada mahasiswa sehingga dapat melahirkan luaran yang berkualitas pula. Selain itu biaya pendidikan relatif ini diharapkan menjadi simbol atau representasi dari kelengkapan infra struktur yang dimilki yang menjadi salah satu rujukan bagi mahasiswa dalam membentuk citra perguruan tinggi.


1.   Analisis dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif terhadap Motivasi

Hasil analilsis atas pengujian variabel biaya pendidikan relatif terhadap variabel motivasi menunjukkan hubungan yang positif dan signifkan. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif berpengaruh positif dan signifkan terhadap variabel motivasi diterima.


Hasil penelitian ini pada dasarnya mengejutkan oleh karena terkesan menyimpang dari logika berfikir orang pada umumnya yang selalu tunduk pada hukum permintaan dimana harga yang tinggi akan menurunkan jumlah permintaan demikian sebaliknya. Tetapi khusus untuk perguruan tinggi swasta, biaya pendidikan disikapi sedikit berbeda dimana biaya pendidikan cenderung dipersepsikan dengan kualitas pelayanan/pendidikan yang diiterima


Oleh karena itu hasil penelitian ini bisa dibenarkan seperti yang dikemukakan oleh pendapat Peter dan Olson (2000) bahwa sebagian konsumen memandang adanya hubungan yang kuat antara harga dan kualitas suatu produk atau jasa. Hal ini dimungkinkan jika konsumen tidak mendapatkan cukup informasi lain tentang produk atau jasa tersebut kecuali informasi tentang harga saja. Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu terkesan kurang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang profil sebuah perguruan tinggi swasta yang akan dipilih.


Hal ini mungkin bisa dipahami oleh karena pada umumnya calon mahasiswa ketika akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi hanya berfikir tentang perguran tinggi


negeri yang sudah dikenal luas di masyarakat sehingga cenderung mengabaikan dan kurang meneliti untuk mengetahui lebih jauh profil berbagai perguruan tinggi swasta yang ada. Hasil penelitian didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayaraman Manusamy dan Wong Chee Hoo (2003) yang menyatakan strategi harga mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap motivasi konsumen Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat pula dikatakan bahwa variabel biaya relatif jasa pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam membentuk motivasi mahasiswa dalam memililh perguruan tinggi swasta.


Dengan kata lain bahwa keterjangkauan biaya pendidikan, keringanan cara pembayaran, serta bentuk beasiswa yang ditawarkan dapat, tingkat kewajaran biaya pendidikan mempengaruhi dan membentuk motivasi mahasiswa dalam memililh perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta.

Oleh karena itu salah satu implikasi kebijakan bagi pengelola perguruan tinggi swasta adalah berupaya memahami dimensi yang dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu khususnya dimana salah satunya adalah biaya pendidikan yang ditetapkan bisa menggambarkan kualitas atau nilai yang akan diberikan kepada calon pengguna perguruan tinggi.


1. Analisis dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif Terhadap Sikap

Hasil analisis atas pengujian variabel biaya pendidikan relatif terhadap variabel sikap menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel sikap. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif berpengaruh secara positif dan signifikan terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya pendidikan relatif dengan lima dimensinya nampaknya cukup disenangi oleh mahasiswa. Itu tebukti dari jawaban responden yang mengatakan bahwa pilihannya trhadap perguruan tinggi swasta tertentu telah menjawab keinginannya, artinya ada macth antara harapan dengan kenyataan yang dirasakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sularto (2007) yang menyatakan bahwa atribut toko, peralatan barang, harga, lokasi toko, dan kualiltas barang menjadi faktor yang menentukan minat beli konsumen.

Temuan dalam penelitian ini juga didukung pendapat Mowen dan Minor (2002) yang menyatakan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku dan salah satu diantaranya adalah pengaruh merek lain dimana seorang konsumen dapat dipengaruhi oleh merek lain yang lebih unggul baik dalam harga maupun manfaat yang diharapkan.

Oleh karena itu sebagai salah satu implikasi kebijakan bagi pengelola perguruan tinggi swasta


adalah berupaya memahami faktor-faktor yang mendukung sikap calon mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu salah satunya adalah keragaman beasiswa yang bisa ditawarkan kepada mahasiswa. Mengingat beasiswa secara umum bisa menggambarkan prestasi yang diraih seorang mahasiswa selain juga untuk mengurangi biaya pendidikan


2. Analisis dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif Terhadap Pengambilan

Keputusan

Temuan dari penelitian ini menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan biaya pendidikan relatif terhadap pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan terbukti, oleh karena itu hipotesis tersebut diterima.

Hasil penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Sik Sumaedi. I Gede Mahatma Yuda Bakti, dan Nur Metasari (2011) yang meneliti tentang Dampak Kualitas Jasa yang dipersepsikan dan harga yang dipersepsikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan jumlah responden sebanyak 155 mahasiswa di dua universitas negeri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitatif dengan metode survey menemukan bahwa kualias jasa dan harga yang dipersepsikan mempunyai pengaruh yang positip terhadap kepuasan mahasiswa.


Dari uraian tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa biaya pendidikan relatif merupakan salah satu variabel utama yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu. Hal ini menggambarkan bahwa kepuasan, capaian prestasi, tingkat konsistensi terhadap pilihan perguruan tinggi swasta tertentu sebagai indikator variabel pengambilan keputusan salah satunya dipengaruhi oleh biaya pendidikan relatif. Oleh karena itu sebagai implikasi dari hasil penelitian ini bagi para pengelola perguruan tinggi swasta adalah biaya pendidikan relatif yang ditetapkan hendaknya benar-benar sebanding dengan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada mahasiswa mengingat biaya pendidikan relatif ini juga sebagai salah satu variabel yang dapat membentuk citra perguruan tinggi. Oleh karena itu citra yang baik yang terbentuk dari biaya pendidikan relatif ini pada akhirnya akan mendorong calon mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu.


A.    Analisis dan Implikasi Pengaruh

Kelompok Rujukan Terhadap Motivasi,

Sikap, dan Pengambilan Keputusan


1.    Analisis dan Implikasi Pengaruh Kelompok Rujukan Terhadap Motivasi Hasil analisis atas pengujian variabel kelompok rujukan terhadap motivasi

menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel motivasi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Mc Guire dalam Tatik Suryani (2008) yang menyatakan bahwa motivasi untuk menggunakan lingkungan eksternal antara lain keluarga/kelompok rujukan sebagai sumber informasi yang bernilai dan kemampuan untuk memecahkan berbagai problem kehidupan


Demikian pula hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Burns dalam Mashur Razak (2008) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memilih perguruan tinggi di Sekolah Pertanian, Makanan, dan sumber daya alam di school university of Missouri Columbia menyatakan bahwa faktor keluarga, anggota keluarga dan kelompok referen mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi. Dari beberapa indikator yang diukur dalam kelompok rujukan, indikator ketertarikan memilih perguruan tinggi tertentu karena keberhasilan para alumninya memiliki nilai rata-rata tertinggi. Indikator inilah yang paling berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada akhirnya pertimbangan pemilihan perguruan tinggi berujung pada keinginan atau mempengaruhi harapan untuk sukses berkarir dalam berbagai bidang usaha maupun di birokrat setelah menjadi alumni.


Implikasinya adalah bahwa pengelola perguruan tinggi swasta (PTS) harus lebih mengedepankan kualitas yang tinggi sebagai modal utama bagi luaran (alumni) untuk mendapatkan atau menciptakan pekerjaan yang pada akhirnya akan menjadi salah satu rujukan bagi calon mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu.


2.     Analisis dan Implikasi Pengaruh Kelompok Rujukan Terhadap Sikap Kondisi dan situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku

pembelian konsumen (Shay, 1997). Demikian pula yang dikemukakan oleh Peter dan Olson (1999) yang menyatakan bahwa dalam membuat keputusan pembelian, suami dan istri mempengaruhi tanggapan afeksi dan kognisi dan perilaku satu sama lain. Lebih lanjut


dikemukakan bahwa keputusan ini juga dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sosial mereka termasuk di dalamnya keluarga, teman, dan sejawat. Ini berarti sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi oleh kelompok rujukan.


Pendapat-pendapat tersebut diatas sejalan dengan hasil temuan dari penelitian ini dimana variabel kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel sikap, dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel sikap terbukti oleh karena itu hipotesi diterima.


Hasil penelitian ini menunjukkan konsistensi jawaban terhadap kelompok rujukan yang mempengaruhi motivasi. Motivasi adalah salah satu unsur dalam diri seseorang yang akan mempengaruhi sikap. Oleh karena itu kelompok rujukan dengan 6 (enam) dimensinya sangat relevan utamanya dengan inidkator pertimbangan memilih perguruan tinggi dengan melihat alumni yang telah sukses menjadi faktor yang paling dijadikan rujukan dalam menyikapi pemilihan perguruan tinggi swasta tertentu.


Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Bearden dan Etzel dalam Peter dan olson (2000) yang mengatakan bahwa pengaruh kelompok referensi pada keputusan pembelian produk dan merek beragam paling tidak dalam dua dimensi, yaitu dimensi pertama yang berkaitan dengan sejauhmana suatu produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah serta dimensi kedua adalah sejauh mana obyek yang sedang dipertemukan menarik atau dikenal oleh orang lain.

Oleh karena itu sebagai implikasi dari hasil penellitian ini para pengelola perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta untuk senantiasa berupaya memahami berbagai dimensi kelompok rujukan yang dapat mendorong sikap mahasiswa untuk menyenangi perguruan tinggi swasta tertentu yang pada akhirnya akan menjatuhkan pilihan sesuai keinginannya.


3.     Analisis dan Implikasi Pengaruh Kelompok Rujukan Terhadap Pengambilan Keputusan

Pengaruh kelompok rujukan ternyata tidak hanya ada pada waktu pembelian, tetapi

juga terjadi sepanjang proses beli yang dmulai dari timbulnya kebutuhan, mencari informasi tentang produk, menentukan alternatif-alternatif, mengevaluasi setiap alternatif, menentukan alternatif yang terbaik, untuk kemudian memutuskan membeli dan melakukan kegiatan pembelian, bahkan sesudah pembelian dan konsumsi, semuanya tidak terlepas dari kelompok rujukan ini (Prasetijo Ristiyanti dan John Ihalauw, 2004).


Hasil peneliltian ini sejalan dengan pendapat tersebut diatas dimana variabel kelompok rujukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.


Hasil Penelitian lain yang mendukung adalah yang dilakukan oleh Brooks (2004) yang menyatakan bahwa 90 % dari responden menyatakan telah berkonsultasi dengan orang tua tentang pilihan mereka dalam memilih perguruan tinggi. Demikian pula dengan hasil temuan Shanka, Quintal dan Taylor (2005) yang mengatakan bahwa 52 % mahasiswa memilih studi di Perth karena dipengaruhi oleh keluarga dan teman.


Dari uraian tersebut diatas dapat dijelaskan betapa kelompok rujukan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi utamanya melihat orang-orang yang telah sukses, dan pendapat teman. Ini berimplikasi terhadap kebijakan para pengelola perguruan tinggi bahwa jika sebuah perguruan tinggi mengharapkan terus eksis maka mutu atau kualitas belajar mengajar yang berujung kepada kualitas alumni harus dikedepankan sehingga ini bisa menjadi referensi utama para calon mahasiswa untuk memililh perguruan tinggi swasta tertentu.




A.           Analisis dan Implikasi Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta, Motivasi, Sikap, dan Pengambilan Keputusan


1.        Analisis dan Implikasi Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Citra

Perguruan Tinggi Swasta

Hasil analisis atas pengujian pengaruh variabel komunikasi pemasaran terhadap Citra perguruan tinggi swasta menunjukkan hubungan yang berpengaruh positif dan signifikan Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komunikasi pemasaran berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.


Temuan dari penelitian ini sejalan dengan teori dimana dinyatakan bahwa komunikasi pemasaran yang terdiri dari iklan, PR, jaringan distribusi, sales promotion, direct marketing, CRM dan bentuk marketing komunikasi lainnya berpengaruh penting


dalam menciptakan persepsi dan membangun brand image


Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo, Ihalauw (2004) yang menyatakan bahwa Media massa dengan segala bentuknya dapat membentuk persepsi yang serupa antar warga kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal pemasaran, pengaruh iklan di media massa, kemasan produk, papan reklame, dan sebagainya mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Oleh karena itu sebagai implikasinya terhadap perguruan tinggi swasta adalah bahwa perguruan tinggi swasta sudah seharusnya dikelola secara lebih profesional utamanya unsur komunikasi atau promosi dirancang dan dikemas dengan baik yang dapat menimbulkan kesan yang baik dan positip di mata calon penggunanya dan seluruh stakeholder yang ada.


2.      Analisis dan Implikasi Pengaruh Komunikasi Pemasaran terhadap Motivasi Penelitian ini menemukan bahwa variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap motivasi. Ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi tidak terbukti, dengan demikian hipotesis ditolak.


Temuan dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta kurang mempertimbangkan komunikasi pemasaran yang terdiri dari iklan, brosur, spanduk, dan sosialisasi. Hal ini disebabkan antara lain oleh karena sebagian besar mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi cenderung lebih dipengaruhi utamanya oleh kelompok rujukan seperti orang tua dan teman atau kelompok rujukan yang lain, demikian pula variabel biaya pendidikan. Hal itu dimungkinkan oleh karena kemungkinan begitu banyak informasi yang diterima dari begitu banyak perguruan tinggi swasta yang melakukan sosialisasi dan terkesan tidak ada yang dapat memberikan kesan yang menarik dan menonjol dari yang lainnya akibatnya informasi yang disampaikan tidak terlalu menarik perhatian untuk dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu.


Hal tersebut juga diperkuat oleh temuan Notodiharjo (1990) yang mengatakan bahwa sumber utama tentang program studi di perguruan tinggi pada umumnya diperoleh dari “the significan others” seperti orang tua, teman, saudara atau guru sekolah (48%), informasi dari alumni perguruan tinggi (14 %), sedangkan sisanya 26 % dari sumber informasi yang tidak jelas . Oleh karena itu implikasinya terhadap perguruan tinggi swasta adalah sudah saatnya komunikasi pemasaran yang dilakukan dirancang dan didesign secermat mungkin dan


sebagus mungkin bahkan jika memungkinkan perguruan tinggi bekerjasama dengan pihak lain yang lebih berpengalaman dan profesional seperti misalnya biro iklan, atau lembaga-lembaga lain yang memiliki keahlian di bidang komunikasi pemasaran.


3.   Analisis dan Impllikasi Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Sikap

Seperti halnya komunikasi pemasaran berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap motivasi, maka ternyata variabel komunikasi pemasaran juga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap sikap. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel sikap tidak terbukti, oleh karena itu hipotesis ditolak. Temuan peneliltian ini sejalan dan konsisten dan memperkuat temuan sebelumnya yakni tidak berpengaruhnya variabel komunikasi pemasaran terhadap variabel motivasi. Artinya suka atau tidak sukanya seseorang terhadap perguruan tinggi tertentu yang diekspresikan dalam variabel sikap tidak dipengaruhi secara signifikan oleh komunikasi pemasaran. Ini memberi gambaran bahwa pesan yang disampaikan tidak memberikan kesan atau daya tarik kepada penerimanya sehingga tidak menimbulkan rasa suka terhadap isi pesan yang disampaikan. Dengan demikian pada gilirannya seseorang tidak akan memberikan respon positip untuk memilih perguruan tinggi tertentu.


Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Schiffman dan Kanuk (2007) yang mengatakan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh kredibilitas sumber. Jika sumbernya sangat dihormati dan disukai oleh audiens yang diharapkan, pesan tersebut kemungkinannya lebih besar untuk dipercaya. Sebaliknya pesan yangn dianggap tidak dapat dipercaya mungkin diterima dengan ragu-ragu dan mungkin ditolak.


Hal ini sejalan juga dengan pendapat Tatik Suryani (2008) yang menyatakan bahwa konsumen lebih percaya pada sumber informal dibandingkan sumber formal yang berasal dari perusahaan (pemasar). Kepercayaan konsumen terhadap sumber informal ini disebabkan karena sumber informal lebih obyektif dan mengalami langsung tentang produk. Oleh karena itu sebagai implikasi dari penelitian ini adalah para pengelola perguruan tinggi swasta membangun kepercayaan masyarakat melalui reputasi akademik yang baik sehingga akan berdampak pada adanya kepercayaan yang akan menjadi salah satu hal penting untuk menerima iklan dan promosi yang dilakukan.


4.  Analisis dan Implikasi Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Pengambilan Keputusan

Komunikasi sangat penting dalam menunjang proses pembelian seperti yang

disampaikan oleh Henry Assael (1998) sebagai berikut:

”Since they provide information that influences consumer’s puchase, communications are central to consumer’s decision making”. Hal ini dibuktikan melalui temuan dari penelitian ini bahwa komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan seperti. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima. Temuan ini sejalan dengan hasil penellitian Mukodim dalam Mashur Razak (2008) yang menyatakan bahwa secara simultan prmosi dan mutu pelayanan berpengaruh positif tetrhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih program studi pada perguruan tinggi swasta di Jakarta.


Demikian pula temuan hasil peneliltian Silalahi (1997) yang menyatakan bahwa dari sejumlah variabel yang diteliti, maka faktor proses dan promosi merupakan faktor yang mempunyai peranan penting atau menjadi pertimbangan utama mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi. Begitu pula hasil temuan Tedjakusuma, dkk (2001) dalam penelitiannya menemukan bahwa promosi juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya.

Temuan hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Kotler (2005) yang menyatakan bahwa proses keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh rangnsangan pemasaran yang terdiri dari produk, promosi, price dan place serta rangsangan lain yang meliputi kondisi ekonomi, budaya, teknologi dan politik.

Implikasi kebijakan dari hasil penelitian ini adalah bahwa tidak cukup bagi perguruan tinggi swasta hanya sekedar mengembangkan perguruan tinggi dengan baik, menawarkan dengan harga menarik, dan membuatnya mudah diperoleh pelanggan sasarannya. Namun perguruan tinggi swasta harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang, pelanggan potensial, serta pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perguruan tinggi (stakeholder)


A.    Analisis dan Implikasi Pengaruh Citra Perguruan Tinggi Swasta Terhadap Motivasi, Sikap, dan Pengambilan Keputusan


1. Analisis dan Implikasi Pengaruh Citra Perguruan Tinggi Swasta Terhadap Motivasi

Dari hasil analisis dan pengujian variabel Citra Perguruan Tinggi Swasta terhadap motivasi menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel citra perguruan tinggi swasta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel motivasi terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.


Kajian teoritis yang dilakuan menunjjukkan bahwa temuan dari hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Nugroho J Setiadi (2008) bahwa konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.


Temuan ini menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta salah satunya dipengaruhi oleh citra perguruan tinggi itu sendiri. Temuan ini didukung dari hasil penelitian Eva Sheilla Rahma yang meneliti tentang Analisis Pengaruh kualitas Layanan Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Dan Dampaknya Pada Keputusan pembelian di Kota Semarang menyatakan bahwa Citra Merek dan Kualitas Layanan berpengaruh terhadap minat membeli dalam meningkatkan keputusan pembelian.

Selain itu hasil penelitian tersebut diatas juga sejalan dengan pendapat Dodds, Monroe dan


Grewal (1991) yang menyatakan bahwa Jika persepsi konsumen positif (citra yang baik) terhadap toko maka akan menciptakan penerimaan kualitas yang berlanjut kepada penerimaan nilai dan produk akhirnya adalah keinginan unruk membeli yang kemudian terjadinya pembelian ulang. Implikasinya adalah bahwa reputasi akademik, kelengkapan fasilitas pendidikan adalah dua indikator utama dari tujuh indikator yang ada masih merupakan faktor-faktor yang sangat dipertimbangkan dalam citra perguruan tinggi swasta yang dapat memotivasi mahasiswa dalam menjatuhkan pilihan pada perguruan tinggi swasta tertentu. Oleh karena itu pihak perguruan tinggi swasta harus membangun citra baik melalui kelengkapan fisik perguruan tinggi maupun reputasi akademik yang positip.


2.     Analisis dan Implikasi Pengaruh Citra Perguruan Tinggi Swasta Terhadap Sikap dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel citra perguruan tinggi swasta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel sikap. Ini berarti hipotesis yang menyatakan variabel citra perguruan tinggi berpengaruh positif dan signifkan terhadap sikap terbukti, dengan demikian hipotesis diterima. Ini menunjukkan bahwa citra perguruan tinggi swasta adalah salah satu variabel penting yang mempengaruhi sikap mahasiswa selain variabel-variabel lain.

Temuan ini sejalan dengan pendapat Alper dan Kamins (1995) yang menyatakan bahwa persepsi yang positif (citra yang baik) terhadap merek tertentu akan mengarah pada intensi pembelian yang positip pula.


Demikian pula pendapat yang dikemukakan oleh Tatik Suryani (2008) yang menyatakan bahwa citra terhadap merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perilaku pembelian. Konsumen yang mempunyai citra positip terhadap merek tertentu cenderung memilih merek tersebut dalam pembelian.


Implikasi kebijakan dari temuan ini adalah pengelola perguruan tinggi swasta untuk selalu berupaya terus menerus membangun reputasi dan citra yang baik melalui pencapaian prestasi-prestasi yang membanggakan. Dengan demikian citra yang baik ini dapat mempengaruhi sikap seseorang yang diwujudkan dalam bentuk kesukaan terhadap perguruan tinggi tertentu.


3.    Analisis dan Implikasi Pengaruh Citra Perguruan Tinggi Swasta Terhadap

Pengambilan Keputusan

Hasil analisis dan pengujian variabel Citra Perguruan Tinggi Swasta terhadap pengambilan keputusan menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan variabel citra perguruan tinggi swasta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, dengan demikian hipotesis diterima.


Temuan ini sangat jelas betapa citra perguruan tinggi swasta itu mempengaruhi pilihan mahasiswa terhadap perguruan tinggi swasta tertentu. Hasil penellitian ini sejalan dengan pendapat Schiffman dan Kanuk (2007) dan Allport dalam salah satu model tiga komponen sikap yaitu komponen afektif yang menyatakan bahwa perasaan konsumen terhadap obyek sikap sangat dipengaruhi oleh kognisinya. Seorang konsumen sangat senang produk tertentu karena memiliki pengetahuan, informasi yang semuanya serba positif tentang merek


tersebut.

Demikian pula pendapat yang dikemukakan oleh Philipp Kotler dan Kevin Lane Keller (2006) bahwa dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting dari pada realitas, karena persepsi itulah yang akan mempengaruhi perilaku aktual konsumen.

Oleh karena itu sebagai implikasinya para pengelola perguruan tinggi swasta harus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan antara lain melalui reputasi akademik, kelengkapan sarana dan para sarana sebagai penunjang kegiatan pendidikan dan lain sebagainya


i.Analisis dan Implikasi Pengaruh Motivasi Terhadap Sikap, dan Pengambilan

Keputusan


1. Analisis dan Implikasi Pengaruh Motivasi Terhadap Sikap

Proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan, maupun harapan yang tidak terpenuhi yang menyebabkan timbulnya ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan, dan hasratnya tersebut (Jeffrey, et al, 1996) Pendapat tersebut diatas sejalan dengan hasil analisis dan pengujian variabel motivasi terhadap variabel sikap dimana terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel sikap terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.


Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Cialdini, Petty, dan Cacciopo (1981) bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku sikap antara lain pengaruh orang lain terhadap pembelian, dan juga motivasi konsumen untuk menuruti keinginan-keinginan itu mempengaruhi kemampuan sikap memprediksi perilaku.

Implilkasi kebijakan dari hasil penellitian ini adalah bahwa para pengelola perguruan tinggi swasta harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi mahasiswa yang mendorong sikap mahasiswa untuk tertatrik memilih perguruan tinggi swasta tertentu.


2.        Analisis dan Implikasi Pengaruh Motivasi Terhadap Pengambilan Keputusan Hasil analisis dan pengujian variabel Motivasi terhadap variabel pengambilan

keputusan menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.


Temuan hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cannon dan Broyles (2006) yang menyatakan bahwa faktor yang mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan adalah tujuan karir, peluang belajar, motivasi diri, potensi pendapatan, dan peran keluarga. Demikian pula yang ditemukan oleh Tuggaesti (2007) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positip antara motivasi berbelanja terhadap kepuasan belanja. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Westbrook dan Black dalam Jim dan King (2001) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu stimuli yang mempengaruhi perilaku memuaskan keinginan internal sehingga dapat diasumsikan bahwa motivasi spesifik yang mendasari keinginan belanja konsumen dapat diukur dengan tingkat kepuasan.


Dari uraian tersebut diatas dapatlah dikemukakan bahwa motivasi adalah salah satu variabel utama yang penting yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku mencapai keinginan dan kebutuhannya.

Sebagai implikasi kebijakan dari penelitian ini bahwa para pengelola perguruan tinggi swasta semaksimal mungkin berupaya mengetahui serta memenuhi faktor pendorong utama mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu.


3.         Analisis dan Implikasi Pengaruh Sikap Terhadap Pengambilan Keputusan Hipotesis dalam penellitian ini yang menyatakan bahwa variabel sikap berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, dengan demikian hipotesis diterima. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa sikap berpengaruh secara nyata terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.


Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa faktor kognisi dan lingkungan individual juga mempengaruhi pengambilan keputusan (Pulvers dan Dierkhoff, 1999). Demikian pula sebuah hasil penelitian yang menyatakan bahwa perilaku beli dapat diprediksi dari sikap dan norma subyektifnya melalui niat beli (Ajzen dan Fishbein, 1980). Demikian pula yang dikemukakan oleh Ujang Sumarwan (2002) yang menyatakan bahwa Sikap (Attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen.


Temuan dalam penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Mc-Carty (1978) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi proses belajar konsumen dalam mengambil keputusan. Pendapat lain yang mendukung temuan penelitian ini adalah Ajzen (1980) dimana dikemukakan bahwa pada budaya individualism, sikap yang lebih besar terhadap niat dibanding pengaruh norma subjektif dan kontrol keperilakuan yang dirasakan.


Demikian pula yang dikemukakan oleh Brown dan Stayman (1992) mengatakan bahwa pengenalan merek juga dapat mempengaruhi kepercayaan dan sikap secara langsung yang pada akhirnya mempengaruhi niat sekaligus pengambilan keputusan untuk membeli. Sebagai implikasi dari hasil temuan ini adalah kebijakan yang diambil oleh para pengelola perguruan tinggi swasta untuk senantiasa berupaya mengetahui dan memahami secara cermat faktor-faktor yang mendukung tumbuhnya sikap mahasiswa untuk menyenangi sebuah perguruan tinggi swasta tertentu. Utamanya pemberian pelayanan yang memuaskan baik terhadap mahasiswa maupun terhadap para tenaga pengajar sehingga dapat memunculkan image yang positip di kalangan masyarakat.


Temuan Empiris dan Teoritis Penelitian

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa temuan empiris dan teoritis penelitian yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori khususnya untuk teori perilaku konsumen, terlebih khusus lagi tentang analisis pengambilan keputusan mahasiswa dalam memililh perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan yakni :


Biaya pendidikan relatif bagi mahasiswa perguruan tinggi swasta yang harus dipenuhi ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap faktor-faktor internal (faktor psikologis) seperti citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, serta pengambilan keputusan. Dalam pengukurannya biaya pendidikan relatif di tingkat perguruan tinggi swasta ini disikapi sebagai persepsi terhadap kualitas pendidikan yang diterima. Oleh karena itu ketika para calon mahasiswa mencari perguruan tinggi swasta tertentu yang berkualitas maka salah satu rujukan yang digunakan adalah biaya pendidikan. Oleh karena itu temuan dalam penelitian ini sedikit berbeda dengan teori harga dalam teori permintaan yang memiliki hubungan yang negatif antara harga dengan jumlah permintaan.

Variabel kelompok rujukan ternyata juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa. Dengan demikian variabel kelompok rujukan ini adalah bagian yang sangat penting dalam pengambilan keputusan mahasiswa dimana terdiri dari orang yang sangat dekat antara lain teman, orang tua, guru,


orang yang telah sukses dan idolakan.


Komunikasi pemasaran adalah variabel yang cukup strategis tetapi tidak cukup untuk mempengaruhi motivasi dan sikap mahasiswa. Komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi (variabel intervening) dan pengambilan keputusan mahasiswa. Kenyataan tersebut diatas dapat memberikan makna bahwa komunikasi pemasaran yang selama ini dilakukan perguruan tinggi swasta baik yang dilakukan melalui promosi langsung mengunjungi sekolah-sekolah lanjutan tingkat atas, maupun melalui brosur, media massa, media cetak ternyata tidak cukup menarik perhatian mahasiswa sehingga dapat termotivasi dan menyenangi perguruan tinggi swasta tertentu.


Makna lain yang dapat dipetik adalah bahwa rata-rata motivasi, dan sikap mahasiswa terhadap perguruan tinggi tidak selalu dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran tetapi variabel lain seperti variabel kelompok rujukan dan biaya pendidikan relatif.

Hasil penelitian ini turut pula memberikan penegasan terhadap salah satu teori perilaku konsumen, lebih khusus lagi teori tentang komunikasi pemasaran dimana dijelaskan bahwa dalam komunikasi pemasaran sumber informasi sangat menentukan keberhasilan mempengaruhi konsumen . Oleh karena itu sumber informasi sangat dipengaruhi oleh kredibilitasnya. Dalam teori komunikasi pemasaran sumber informasi itu ada 2 yakni formal dan informal. Masyarakat atau mahasiswa ada kecenderungan lebih menyukai dan lebih percaya pada sumber informasi informal yaitu informasi dari orang-orang yang tidak mewakili perusahaan atau instansi tertentu karena dianggap tidak mempunyai kepentingan atau tendensi tertentu. Hasil penellitian ini membuktikan bahwa motivasi, dan sikap umum mahasiswa lebih banyak dipengaruhi komunikasi dari mulut ke mulut (komunikasi informal) yang berasal dari variabel kelompok rujukan dibandingkan komunikasi pemasaran (formal).


SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan dan implikasi peneliltian dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Biaya pendidikan relatif utamanya yang dikaitkan kualitas pelayanan ternyata berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta. Ini menunjukan bahwa unsur kualitas dalam dunia perguruan tinggi menjadi pertimbangan utama dibandingkan biaya pendidikan.

Artinya, ketika calon pengguna perguruan tinggi menginginkan perguruan tinggi swasta yang berkualitas, maka sekalipun biaya pendidikan yang akan dikeluarkan lebih tinggi sepanjang masih dalam batas-batas kewajaran hal itu cenderung bisa diterima.


2.      Kelompok rujukan utamanya orang-orang yang telah sukses dan teman

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa orang-orang yang sukses cenderung mempunyai kompetensi yang mumpuni atau berkualitas sehingga perguruan tinggi haru berupaya semaksimal mungkin untuk menunjukkan hasil berupa luaran yang membanggakan sehingga dapat menjadi salah satu rujukan atau agent of communication dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu.


3.      Komunikasi Pemasaran yang banyak digunakan perguruan tinggi swasta saat ini untuk menarik sebanyak mungkin mahasiswa baru tidak cukup dapat membangkitkan motivasi serta sikap mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi tertentu, walaupun jika dilihat hubungan langsung antara komunikasi pemasaran dengan pengambilan keputusan berpengaruh signifikan. Artinya pengambilan keputusan oleh mahasiswa tidak selalu dilandasi dengan motivasi dan sikap yang berasal dari komunikasi pemasaran tetapi hanya karena situasi dan kondisi tertentu yang mengharuskan mahasiswa untuk mengambil keputusan untuk memilih salah satu perguruan tinggi swasta tertentu.


4.      Citra perguruan tinggi swasta sangat berpengaruh baik terhadap motivasi, sikap, maupun pengambilan keputusan. Ini menunjukkan bahwa citra perguruan tinggi swasta adalah salah satu modal utama yang dapat mendorong mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu. Oleh karena itu citra oleh perguruan tinggi swasta perlu terus dijaga bahkan diupayakan untuk terus menanamkan kesan yang baik sehingga tercipta image yang positif.


5.      Motivasi berpengaruh dalam membentuk sikap mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu. Motivasi adalah salah satu variabel penting yang mendorong mahasiswa dalam bersikap sehingga faktor- faktor pendorong motivasi perlu diketahui lebih jauh.


6.      Variabel Sikap ternyata berperan sangat penting dalam pengambilan keputusan mahasiswa terhadap perguruan tinggi swasta. Ini menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa didahului oleh pembentukan sikap kemudian memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya.


Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, khususnya uji hubungan dan signifikansi antar konstruk terhadap semua variabel laten, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1.            Penetapan biaya pendidikan yang ideal. Bagaimanapun juga biaya pendidikan masih merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan. Ketika biaya pendidikan dipersepsikan sebagai kualitas pelayanan jasa yang diterima maka biaya pendidikan walaupun sedikit lebih mahal tetapi masih dianggap wajar maka itu bisa diterima Oleh karena itu bagi pengelola perguruan tinggi swasta penetapan biaya pendidikan hendaknya dilakukan secermat mungkin dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan kualiltas pelayanan jasa yang diberikan dengan berbagai aspeknya.


2.            Variabel kelompok rujukan dengan 8 (delapan) dimensinya yang terdiri antara lain pertimbangan pemilihan perguruan tinggi karena melihat alumninya yang telah sukses, orang tua, teman ternyata adalah variabel yang kuat pengaruhnya terhadap keputusan pemilihan perguruan tinggi oleh mahasiswa. Ini memberikan gambaran bahwa kualitas (mutu) belajar mengajar oleh perguruan tinggi swasta harus dikedepankan. Selain itu perlunya membangun hubungan komunikasi yang baik tidak saja semata-mata kepada calon mahasiswa sebagai obyek sasaran dan stakeholder tetapi juga kepada semua kalangan dan tingkatan.


3.            Pengelola perguruan tinggi swasta dalam pengelolaan proses belajar mengajar agar terus berupaya lebih profesional baik dalam memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan maupun peningkatan kualitas dan kualifikasi tenaga pengajar yang dimiliki karena hal ini akan berimbas terhadap pembentukan citra perguruan tinggi.


4.            Komunikasi pemasaran yang di desain dan dilakukan selama ini oleh perguruan tinggi ternyata kurang mempengaruhi motivasi, dan sikap mahasiswa untuk memililh perguruan tinggi swasta tertentu. Ini memberikan gambaran bahwa proses penyampaian pesan baik melalui promosi langsung dengan mengunjugi sekolah-sekolah, brosur, media masa, media cetak maupun media elektronik ternyata kurang memberikan daya tarik bagi obyek sasaran. Oleh karena itu perlu dirancang bentuk komunikasi pemasaran yang lain yang lebih menarik baik kemasan, isi pesan, metode penyampaiannya dan lain sebagainya.


5.            Perguruan tinggi swasta juga perlu memperhatikan program studi yang dikelola supaya lebih kreatif dan lebih memprioritaskan program studi yang berbasis ketrampilan khusus sesuai yang dibutuhkan pasar kerja. Hal ini terkait dengan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan atau menciptakan pekerjaan sendiri.


6.            Dalam era persaingan yang ketat hampir di semua sektor termasuk perguruan tinggi swasta maka pengelola perguruan tinggi dituntut untuk selalu membangun reputasi atau image yang baik melalui terobosan-terobosan baru yang bisa menjadi andalan dan mempunyai nilai jual yang tinggi misalnya perguruan tinggi selalu ikut berkiprah dalam setiap perlombaan antar perguruan tinggi baik di tingkat lokal, maupun nasional.


7.            Selain itu, perguruan tinggi swasta pula harus dikelola secara lebih profesional dengan mengedepankan kepuasan penggunanya mulai dari mahasiswa, tenaga pengajar dan para pemangku kepentingan lainnya (stakeholder). Hal ini terkait dengan loyalitas pelanggan/konsumen yang sangat berpengaruh terhadap iklan dari mulut ke mulut individu yang mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi bagi penerimanya.



DAFTAR PUSTAKA



Assael, Henry (1998), Consumer Behavior and Marketing Action, 6th ed, New York : South Western College Publishing.


Bouse and Hossler, 2005, The Studying College Choice: A Progress Report, Journal Marketing For Higher Education, Volume 15 Number 2

Bowen & Brown, S. 1991. (Eds), Advance in services, marketing and management

3:  1-67. Greenwich, CT:JAL Budirahayu,Tuti., Sudarso, Sakti.S, Yayan, 2001. Pola Pemilihan Jurusan Di Tinggi Dan Rencana Bekerja Pada

Siswa-Siswa Sekolah Menengah Umum: Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol

2.  No. 2 Agustus 2001: 72 - 78

Canon, John and Broyles, Thomas W, 2006, Factors Influencing Gifted And Talented Students’ College Decisions, Journal of Southern Agricultural Education Research 136, Volume 56, Number 1

Carpenter, G.S., R. Glazer, dan K. Nakamoto.1995. “Meaningful Brands from Meaningless Differences “, Journal of Marketing Research, Agustus Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Depdiknas, 2004, Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 2003–2010, mewujudkan perguruan tinggi yang berkualitas.

Engel, James F, Blackwell, Rogre D and Miniard, Paul W, (1994), Perilaku Konsumen, Jilid-1, Binaputra Aksara, Jakarta

Ferdinand, A, 2002. Structural Equation Modeling dalam penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hawkins, Del I., Roger J., Best dan kanneth A., Coney, 1998. Consumer Behavior, USA:Irwin McGraw-Hill.

Hossler, D., & Gallagher, K. (1987). Studying student college choice: A three-phase model and the implications for policymakers. College and University, 62(3), 207-221.