“Manajemen Operasi dan Penentuan
Lokasi dalam”
Kegiatan Produksi
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi
tugas
Mata Kuliah Manajemen Produksi
Dosen Pembina:
M. Adib Mawardi SE.,MM
Oleh:
1. Ryan Anggara 13106620049 Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR BLITAR
2016
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami
panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan ranmat dan
hidayah-Nya
kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang
diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
manajemen produksi dan oprasional
Dalam penulisan makalah ini pembuat
menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama, untuk itu
kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar penulisan makalah
selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan danpenyempurnaan dimasa yang akan
datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan banyak terima kasih,
penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada
seluruh pembaca pada umumnya.
Blitar,
23 Januari 2016
Ryan Anggara
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................
I
Daftar isi........................................................................................................
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan
masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi
Atau operasi…………....................2
2.2 Sistem
Produksi/Operas………………………………….…………...……..2
2.3 Penentuan
Lokasi Perusahaan ………..……………......................................3
2.4 Pengaturan
Proses Produksi Atau Operasi…………………………...……...4
2.5 Rancangan
Pabrik Dan Sistem Produksi ……………………………...…….5
2.6 Perencanaan
Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar……………………...7
2.7 Pengelolaan
Dalam Kegiatan Operasi...……………………………………..8
2.8 Pengawasan
Kegiatan Produksi……...………………………………………9
BAB II
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan.................................................................................................12
3.2. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Seperti di ketahui manajemen pada
dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau
operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan
barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu,
tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau
operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau
operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk
menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
memiliiki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar
makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan mengenai Manajemen
Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Manajemen
Operasi?
2. Bagaimana Sistem Produksi/Operasi?
3. Bagaimana penentuan lokasi
perusahaan/produksi?
4. Bagaimana pengaturan proses
produksi/operasi?
5. Bagaimana rancangan pabrik dan
sistem produksi?
6. Bagaimana perencanaan produksi dan
penentuan standar?
7. Bagaimana pengelolaan dalam kegiatan
operasi?
8. Bagaimana pengawasan kegiatan
produksi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Manajemen
Operasi
2. Mengetahui Sistem
Produksi/Operasi
3. Mengetahui penentuan lokasi perusahaan/produksi
4. Mengetahui pengaturan proses
produksi/operasi
5. Mengetahui perencanaan produksi
dan penentuan stand
6. Mengetahui pengelolaan dalam
kegiatan operasi
INI VLOG PERTAMA GW
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
MANAJEMEN PRODUKSI ATAU OPERASI
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Manajemen operasi adalah suatu
proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai
tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan.
· Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
· Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku;
pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan
lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
· Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ;
pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dalam perencanaan, manajer operasi
menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program,
kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi termasuk
perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber
daya produksi.
Dengan demikian, Manajemen
Produksi atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
2.2 SISTEM
PRODUKSI/OPERASI
Sistem operasi merupakan sistem yang
mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa. Gambaran
sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk definisi jasa dan manufaktur
sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk rancangan dan
analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi
masukan adalah energi, material, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan
sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan memastikan
berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas
segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi
ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai contoh, lingkungan eksternal
menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input. Perubahan teknologi
dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar
kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi output
yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan mengubah
produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai dengan
preferensi konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi dan membantu
proses transformasi..
2.3 PENENTUAN
LOKASI PERUSAHAAN
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan
lokasi produksi:
Kriteria subyektif, keputusan lokasi
produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan
subyektif ini akan sangat membantu tercapainya keberhasilan dalam bisnis
sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor yang memperkuat
keputusan subjektif.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan
berbagai faktor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi
pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap
pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu
lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga
kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat
bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan
memperbaiki kondisi ekonomi di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan
memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama
transportasi agar para konsumen lebih mudah mengakses perusahaan.
dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada
beberapa cara antara lain.
Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil
barang)
Model-model penghitungannya:
Ø Dengan
penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah
kudus yang dekat dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya
pun didaerah kudus banyak tersedia.
Ø Metode
perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan
dan dipilih alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
Ø Dengan
pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat
dengan bahan baku.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis,
karena tidak ada biaya angkut.
Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa
sedot WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya
kepada konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.
2.4 PENGATURAN PROSES PRODUKSI ATAU
OPERASI
Keputusan mengenai proses produksi
menjadi keputusan yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses
produksi diatur sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih
dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
a. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama,sistem
Produksi Intermiten
Sistem prosuksi dimana pengelolaan
kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan dan menggunakan
pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan memulai proses
produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis
pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1. Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui
standar produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu
yang secara rutin diproduksi.
2. Pilihan masal (mass customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn
keleluasaan kepada konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli
masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi produk yang lebih banyak,seperti
HP,Komputer.
Kedua,sistem proses produksi yang terus
menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana pengelolaan
kegiatan produksi bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif
panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual
kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak
bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi
yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.
b. Proses produksi Pelayanan
1. Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan.
Standar tersebut di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli
sebagaimana barang yang distandardisasikan tersebut.
2. Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana
yang dipesan oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi
sangat bervariasi.
c. Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada perusahaan
manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a) Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya
mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu
bara, dan sebagainya.
b) Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah
misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan
sebagainya.
c) Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur
bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman,
dan obat-obatan.
d) Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah
bahan baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik
.
2.5 RANCANGAN PABRIK DAN
SISTEM PRODUKSI
Rancangan (Design) menunjukkan
ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah pengaturan
mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau
rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah
produksi merupakan keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain
tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan
lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan
bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga
dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan,
dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut
bagaimana proses konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa
jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang
bersifat berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses
produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi.
Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas
disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi
melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian
dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang
proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan tak selalu
harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann
disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke
resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung
jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit
dalam atau pemeriksaan gigi
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk
yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti
mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat
tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan
tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini
menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula
pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli
properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar
diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian seimbang dengan kapasitas,
penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat
didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar
mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata
letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi
yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan dan tata letak
harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah
produksi yang diinginkan.
VLOG KEDUA
2.6 PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI DAN
PENENTUAN STANDAR
Perkiraan jumlah produk yang dibuat
diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat dilakukan beberapa cara
antara lain :
a) Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan
forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode
statistik dan metode pendapatan. Besarnya forecast produksi dirumuskan :
b) Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu
keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak
rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama dengan total pendapatan (total
revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi,
bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan variable; Haraga jual dan
biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu tetap; Semua produksi
terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.
c) Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan
meliputi :
Ø Standar
Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan,
dapat dilakukan standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin
kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup
rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
Ø Standar
Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu
periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
Ø Standar
Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang
normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
Ø Standar
Produktivitas (Productivity
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi
dan input yang digunakan. Ukuran productivity dapat diukur baik secara total
maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran productivity antara lain sebagai
berikut:
1. Total factor Productivity, dihitung
denga membaagi Output perusahaan dengan Labor + Capital + Material + Energy
input + Businnes service.
2. Material Productivity, dihitung
dengan membagi Output dengan material.
3. Labour Productivity, dihitung dengan
membagi Output dengan jumlah Labor.
2.7 PENGELOLAAN
DALAM KEGIATAN OPERASI
a. Pengaturan Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan
dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan
dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika
asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra
(Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan
metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi
yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia pada leveransir; pola produksi
yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam
satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan
memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT
(just in time) yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang
penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika
bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai
lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab
akan mengganggu proses produksi.
b. Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi
perusahaan.
· Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas
yang akan dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.
· Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan
jumlah produk yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
· Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan
dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan.
· Keputusan berkaitan dengan tenaga
kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana
rekrutmen, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi,
kompensasi dan PHK.
· Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus
menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain
peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang
dihasilkan.
2.8 PENGAWASAN KEGIATAN PRODUKSI
Pengawasan dalam kegiatan produksi
perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses
produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan
dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi:
pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan;
pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan
kegiatan produksi.
a. Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan
barang. Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik
seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua
mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi
kepada pemasok.
b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan
pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah
proses untuk menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
c. Routing
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk
menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos
krja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi.
Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses
routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias
ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk
setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk
timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap
tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah teknik
evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT),
menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses produksi.
e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa
memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan
proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat
kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan
pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa
karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai
waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau
rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas
monitoring; pada akhir proses produksi.
Cara Pengawasan
Ø Pengawasan
Terhadap Produk
1. Dengan Sertivikasi
Sertivikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan
mengupayakan sertifikat berdasar standart industri, asosiasi dan sebagainya.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan
kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung.
3. Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan
mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa
yang dihasilkan perusahaan.
Ø Pengawasan
Terhadap Proses Produksi
a. Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu
(GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari
tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.
b. Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi
standart organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau
pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.
Ø Pengawasan
Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja
para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
Ø Pengawasan
Terhadap Standart Produksi
Dengan menegement control systems atau system pengendalian
manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart
yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ;
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku;
pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan
lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ;
pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
3.2 SARAN
Setelah mengetahui
kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan dan mengajak
kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu
terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi
bisa di awasi dalam kegiatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Husni Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). 2010
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi
0 komentar:
Posting Komentar