PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MAHASISWA DALAM MEMILIH
PERGURUAN TINGGI SWASTA DI
SULAWESI SELATAN
“Disajikan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen
Pengambilan Keputusan”
Disusun oleh:
1. Ryan
Anggara 13106620049
Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR BLITAR
2016
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MAHASISWA DALAM MEMILIH
PERGURUAN TINGGI SWASTA DI
SULAWESI SELATAN
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh biaya pendidikan relatif terhadap
citra perguruan tinggi swasta, motivasi,
sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa baik
langsung maupun tidak langsung (2)
pengaruh kelompok rujukan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan
baik langsung maupun tidak langsung (3) pengaruh komunikasi pemasaran
terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan baik langsung maupun tidak langsung
(4) pengaruh citra perguruan tinggi swasta terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan
baik langsung maupun tidak langsung
(5) pengaruh motivasi terhadap sikap, dan pengambilan keputusan (6) pengaruh
sikap terhadap pengambilan keputusan mahasiswa. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dari mahasiswa perguruan tinggi swasta terpilih
menjadi sampel sebanyak 250 orang. Analisis
dilakukan dimulai dengan pemeriksaan sifat-sifat pengukuran melalui
analisis faktor konfirmatori, kemudian verifikasi model dengan menggunakan
structuralequation model (SEM) dan hasilnya
dijustifikasi. Hasil peneltian menunjukkan bahwa (1) Biaya Pendidikan
Relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi
swasta, motivasi, sikap dan pengambilan keputusan; (2)
Kelompok
rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan
pengambilan keputusan (3) Komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta, dan pengambilan keputusan ,
namun tidak signifikan terhadap terhadap motivasi, dan sikap; (4) citra
perguruan tinggi swasta berpengaruh positif
dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan; (5) motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap sikap, dan pengambilan
keputusan; (6) Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan mahasiswa dalam memilih
perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan.
Kata Kunci : Biaya Pendidikan Relatif, kelompok
rujukan, komunikasi pemasaran, citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan
An Analysis of
Student’s Decision Making to Choose
Private Universities in South
Sulawes
ABSTRACT
The
research aims to analyze: (1) the
relative educational cost’s effect on private universitiy’s image, motivation, attitude, and student’s
direct or indirect decision; (2) referral group’s effect on motivation,
attitude, and direct or indirect
decision making; (3) marketing communication’s effect on private university’s
image, motivation, attitude, and
direct or indirect decision making; (4) the image influence of private
univerisities on motivation, attitude,
and direct or indirect decision making; (5) the motivation’s influence on
attitude, and decision making; (6) the influence
of attitude on student’s
decision. The research used primary data which
were collected from 250 selected student’s of private tertiary education
institutions. Analysis was conducted started from the assessment through
analysis of confirmatory factors, and model verification by using Structural Equation Model (SEM) and the results were justified. The
results reveals that (1) Educational cost relatively has positive and significant
influence on private university’s image, motivation, attitude, and decision maiking; (2) referral group has positive and significant on motivation, attitude, and decision making;
(3) marketing communication has positive
and significant influence on private
univerisity’s image, and decision making, but not significant on motivation, and attitude; (4) the image of private
universities has positive and
significant influence on motivation, attitude, and decision making; (5)
motivation has positive and significant influence
on attitude, and decision making:
(6) attitude has positive and
significant influence on student’s decision to choose private universities in South
Sulawesi.
Keywords: Relative education cost, referral group,
marketing communication, private university’s
image,
motivation, attitude, and, decision making.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kata
kunci yang harus dihadapi seluruh
bangsa di dunia dewasa ini dan ke depan adalah
persaingan. Globalisasi yang
sedang dihadapi membuat persaingan itu bahkan semakin ketat. Untuk bisa memenangi persaingan tidak ada
pilihan lain kecuali setiap negara memiliki SDM yang berkualitas. Meninjau
gambaran daya saing Indonesia dalam
menghadapi kompetisi yang semakin mengglobal, World Economic Forum (tahun 2008)
memberikan data bahwa berdasarkan
Global Competitiveness Index, Indonesia
berada pada posisi 54, jauh berada dibawah negara- negara tetangga seperti
Singapura (peringkat 5), Malaysia (peringkat
21), dan Thailand (peringkat 34), tetapi
sudah lebih baik dari Philipina (70)
dan Kamboja (107)
Tabel 1. Global Competitiveness Index (2007-2008 dan 2008-2009)
N e g a r a
|
Ranking 2008-2009
|
Ranking 2007-2008
|
Singapore
|
5
|
7
|
Malaysia
|
21
|
21
|
Thailand
|
34
|
28
|
Indonesia
|
54
|
54
|
Philipina
|
70
|
71
|
Vietnam
|
69
|
68
|
Cambodia
|
107
|
110
|
Sumber:
World Economic Forum, 2008
Sementara
itu kualitas Sumber Daya Manusia (Human
Development Index) Indonesia sebagaimana
dilansir UNDP (2008) masih terpuruk di level bawah yakni menempati urutan 109
dari 179 negara di bawah Philipina, Thailand,
Malaysia, Brunei, dan Singapura yang sesama negara
ASEAN. Indonesia (peringkat
6) hanya satu tingkat diatas Vietnam
yang berada di urutan 7 untuk
wilayah negara-negara Asia Tenggara.
Dari
angka-angka di atas jelas memberikan informasi bahwa semakin banyak SDM berkualitas yang dimilki sebuah negara
akan semakin besar peluang yang dimiliki negara tersebut untuk bisa memenangi persaingan atau
kompetisi dan memetik manfaat maksimal dari ekses globalisasi. Globalisasi
memprasyaratkan persiapan sumber daya manusia yang berkualitas (qualified human
resources) tentunya dengan tingkat persaingan sains dan tekhnology yang mumpuni,
terutama tekhnologi komunikasi, dan ditopang dengan basic moralitas yang
tergali dari kearifan tradisi-kultural dan nilai-nilai doktrinal agama yang
kuat. Dengan kata lain bisa
dikatakan bahwa masa depan suatu bangsa tergantung pada seberapa baik kualitas pendidikan dan sumber daya manusia bangsa tersebut.
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat sentral dan strategis, terutama jika dikaitkan
dengan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Karena hanya dengan
sumber daya manusia yang berkualitaslah akan tercipta peningkatan harkat dan martabat manusia yang sejati. Hal ini relevan dengan yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Sisdiknas yang baru
pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan yang menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa,
dan negara.
Pendidikan
merupakan bentuk dari investasi jangka panjang (long-term investment) artinya bahwa investasi pada bidang sumber daya manusia memang tidak
segera bisa dinikmati hasilnya.
Namun pada jangka panjang diyakini
manfaatnya akan segera terasakan yaitu dengan mempersiapkan SDM berkualitas
melalui saluran pendidikan berkualitas di masa depan, sudah barang tentu segenap pilar kekuatan bangsa harus
melakukan investasi sebesar-besarnya untuk peningkatan
kualitas (proses dan hasil) dunia pendidikan..
Perguruan
Tinggi sebagai salah satu bagian penting dalam dunia pendidikan yang ikut bertanggungjawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
mempunyai tanggungjawab dan peran yang sangat strategis untuk mengambil bagian dalam mengatasi permasalahan kualitas
sumber daya manusia. Kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua komponen
masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pembangunan pendidikan di Indonesi
serta untuk memberdayakan peran serta
masyarakat menyelenggarakan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam
konteks negara kesatuan Republik Indonesia khususnya pendidikan tinggi. Selain
itu perubahan paradigma pengelolaan pendidikan tinggi telah bergeser dari
pendekatan sentralistik ke arah pendekatan desentralisasi serta
terikat pada satu tujuan sebagaimana dirumuskan dalam Visi 2010 Pendidikan
Tinggi Indonesia, yaitu pada tahun 2010 telah dapat diwujudkan sistem
pendidikan tinggi termasuk perguruan tinggi
yang sehat sehingga mampu memberikan kontribusi
pada daya saing bangsa dengan ciri berkualitas, memberi akses dan
berkeadilan serta otonomi (HELTS
2003-2010).
Gambaran
kualitas Sumber daya manusia dapat pula. dilihat
dari kualitas perguruan tinggi yang ada di Indonesia sebagai salah satu lembaga yang bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia . Salah satu indikator yang dapat dijadikan rujukan adalah tingkat
persaingan perguruan tinggi antar negara baik
di tingkat dunia maupun di
tingkat negara-negara di Asia Tenggara.
Peringkat
perguruan tinggi untuk negara-negara Asia Tenggara,
dari sejumlah perguruan tinggi yang ada
di Indonesia, peringkat paling tinggi
yang dapat diraih adalah peringkat ke 5
(Universitas Indonesia), Universitas Gajah Mada (peringkat 8), Institut Tehnologi Bandung (peringkat 14).
Secara rinci peringkat perguruan tinggi terbaik di Asia Tenggara adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Peringkat Perguruan Tinggi Asia Tenggara 2009
4
|
University
of Malaya
|
Malaysia
|
5
|
Indonesia Univeristy
|
Indonesia
|
6
|
Mahindal University
|
Thailand
|
7
|
Ateneo De Manila Univeristy
|
Philippines
|
8
|
Universitias
Gajah Mada
|
Indonesia
|
9
|
Univ
of The Philippines
|
Phlippines
|
10
|
University
Kebangsaan Malaysia
|
Malaysia
|
11
|
University
Sains Malaysia
|
Malaysia
|
12
|
University
Teknologi Malaysia
|
Malaysia
|
13
|
Universiti
Putra Malaysia
|
Malaysia
|
14
|
Bandung
Institute Technology
|
Indonesia
|
Peringkat
|
Perguruan Tinggi
|
Negara
|
1
|
National
Univ of Singapore
|
Singapore
|
2
|
Nanyang Technological
|
Singapore
|
3
|
Chulangkorn University
|
Thailand
|
Sumber;
QS Intelligence Unit, 2009
Jika
dilihat pada Tabel 2 tersebut
diatas, perguruan tinggi Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Thailand,
dan Malaysia. Oleh karena itu Indonesia harus bekerja keras dalam merumuskan
sistem pendidikan
nasional sehingga tidak tertinggal lebih jauh lagi di masa-masa yang akan datang.
Di Propinsi Sulawesi Selatan sebagai salah
satu pusat pendidikan di kawasan timur Indonesia jumlah perguruan tinggi
berkembang cukup signifikan khususnya Perguruan Tinggi Swasta. Pada tahun 2002 jumlah perguruan tinggi swasta yang ada di
Sulawesi Selatan hanya 133, namun
hanya dalam jangka waktu 7 tahun kemudian
menjadi 203 (tahun 2009). Hal ini menunjukkan terjadi kenaikan sebanyak 70
perguruan tinggi atau 52,63
%.
Perkembangan
perguruan tinggi swasta yang cukup pesat ini diharapkan bisa memberi kontribusi
maksimal dalam pembangunan dalam berbagai sektor tidak hanya di Sulawesi
Selatan tetapi paling tidak Indonesia Bagian
Timur. Selain itu diharapkan pula ke depan PTS yang ada di Sulawesi
Selatan mampu berkiprah dan menunjukkan kualiltasnya di level nasional
Jumlah
perguruan tinggi yang banyak ini bila dilihat dari perspektif perguruan tinggi
akan mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat dalam menggaet calon mahasiswa. Berbagai potensi dan keunggulan
yang dimiliki perguruan tinggi akan dikerahkan semaksimal mungkin dan menjadi
nilai jual yang positip, namun sebaliknya perguruan tinggi yang tidak mampu dan
tidak memiliki daya saing akan merasakan dampak dari persaingan ini berupa
kurangnya jumlah mahasiswa.
Di sisi lain pertumbuhan perguruan tinggi
ini membuat para calon mahasiswa
memiliki banyak alternatif dalam memilih
sebuah perguruan tinggi. Dari data yang ada menunjukkan jumlah calon mahasiswa
dari tahun ke tahun yang mendaftar ke PTS sebarannya
menjadi sangat timpang antara satu perguruan tinggi swasta tertentu
dengan perguruan tinggi swasta lainnya walaupun dengan karakteristik PTS yang relatif sama misalnya program studi yang dikelola, sarana dan prasarana
yang dimiliki antara lain gedung perkuliahan
yang permanen, laboratorium, serta biaya pendidikan dan lain sebagainya. Ada perguruan tinggi swasta tertentu yang
sangat diminati, dilain pihak ada pula yang
kurang diminati.
Dari
data yang ada menunjukkan bahwa dalam
kurun waktu selama lima tahun
(2003-2007) Universitas Muslim Indonesia
dan Universitas Muhammadiyah adalah dua univesritas swasta yang paling banyak diminati calon
mahasiswa sementara Universitas Veteran dan Universitas 45 yang paling sedikit diminati. Sedangkan
perguruan tinggi yang mengelola program ICT nampaknya STMIK Dipanegara menjadi
perguruan tinggi favorit sedangkan dua perguruan tinggi yang lain secara
rata-rata kurang diminati yakni STMIK Kharisma
dan STMIK Handayani.. Sedangkan di
tingkat akademi AMI Makassar cenderung lebih
diminati dibandingkan dengan AIPI Makassar. Namun bila dilihat dari sisi indikator kualitas seleksi dimana semakin
kecil proporsi tingkat keketatan menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas
seleksi, yang bermakna semakin tingginya tingkat persaingan untuk bisa diterima
di perguruan tinggi tertentu. Di tingkat universitas, Universitas Kristen
Paulus walaupun jumlah peminatnya tidak terlalu besar
dibandingkan dengan 3 universitas yang lain
namun secara rata-rata tingkat keketatannya
selama lima tahun adalah yang paling kecil (61,65)
kemudian disusul berturut-turut UMI (64,66), Unismuh
(70,10) dan UVRI (89,80).
Mengantisipasi
fakta-fakta tersebut maka proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih
perguruan tinggi swasta tertentu sangat penting untuk diketahui oleh para
pengelola perguruan tinggi swasta melalui kajian perilaku konsumen.
Schiffman
dan Kanuk (2007) menyatakan bahwa
proses pengambilan keputusan sebagai proses penting
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang terdiri dari bauran pemasaran
(produk, promosi, harga, distribusi) dan
lingkungan sosial budaya (keluarga, sumber informasi, sumber non komersial,
kelas sosial, budaya dan sub budaya). Kemudian lingkungan internal
(faktor psikologis) yang terdiri dari
motivasi, kepribadian, pembelajaran, persepsi, dan sikap.
Demikian
pula yang dikemukakan oleh James F. Engel, Rogerd
D. Blackwell, Paul W. Miniard, (1992)
yang menyatakan bahwa keputusan konsumen dalam memilih sebuah produk/jasa
dipengaruhi oleh tiga hal yakni 1) Pengaruh lingkungan/eksternal yang terdiri
dari faktor budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi; 2) Pengaruh Perbedaan
Idividu/Internal yang terdiri dari Sumber daya konsumen (waktu, uang, perhatian), motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi 3)
Pengaruh Psikologis yang terdiri dari pengolahan, informasi, pembelajaran, perubahan
sikap dan perilaku.
Dirumuskan
beberapa masalah pokok penelitian
sebagai berikut:
Apakah pengaruh biaya pendidikan
relatif terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam
memilih perguruan tinggi swasta baik
langsung maupun tidak langsung
1. Apakah
pengaruh kelompok rujukan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan
dalam memilih perguruan tinggi swasta baik
langsung maupun tidak langsung.
2. Apakah
pengaruh komunikasi pemasaran terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi,
sikap, dan pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.
3. Apakah
pengaruh citra perguruan tinggi swasta terhadap motivasi, sikap, dan
pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.
4. Apakah
pengaruh motivasi terhadap, sikap, dan pengambilan keputusan dalam memilih
perguruan tinggi swasta baik langsung maupun
tidak langsung.
5. Apakah
pengaruh langsung sikap terhadap
pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta.
Tujuan Penelitian
Pada
dasarnya studi ini berupaya untuk
menjawab masalah yang telah dipaparkan di atas, secara operasional studi ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh biaya pendidikan relatif terhadap citra perguruan tinggi
swasta, motivasi, sikap,
dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi
swasta baik langsung maupun tidak
langsung.
2. Untuk
mengetahui pengaruh Kelompok Rujukan
terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan
tinggi swasta.baik langsung maupun tidak langsung.
3. Untuk
mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran terhadap citra perguruan tinggi
swasta, motivasi, sikap, dan
pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsunng maupun tidak langsung.
4. Untuk
mengetahui pengaruh citra perguruan tinggi swasta terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan
keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.
5. Untuk
mengetahui pengaruh motivasi terhadap sikap, dan pengambilan keputusan
mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung.
6. Untuk
mengetahui pengaruh langsung sikap
terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.
Manfaat Penelitian
Secara rinci
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
berikut:
1. Dengan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku mahasiswa sebagai konsumen
perguruan tinggi terhadap proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih
perguruan tinggi swasta, maka secara umum pengelola Perguruan Tinggi Swasta
telah memperoleh gambaran yang berguna
agar dapat lebih memfokuskan prioritas kepada
hal-hal yang menjadi keinginan dan tuntutan mahasiswa sebagai konsumen dalam
bentuk atribut kepuasan yang tinggi.
2. Memberikan
masukan kepada para pengelola perguruan
tinggi swasta dalam rangka peningkatan manajemen pengelolaan dengan
memperpendek jarak antara tawaran pergurun tinggi dan keinginan masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa pada khususnya.
3. Dalam kaitannya dengan pembangunan
perguruan tinggi di Indonesia, diharapkan
berguna untuk perumusan strategi positioning dan marketing mix lembaga,
khususnya strategi positioning berbasis manfaat, sekaligus memberi informasi
mengenai atribut produk/jasa yang paling unggul
menurut penilaian mahasiswa, sehingga
dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
rangka memperdalam wawasan mengenai teori dan aplikasi manajemen
pemasaran dalam pendidikan tinggi dan dapat menjadi referensi bagi para
akademisi dan para pemakai.
4. Sebagai
salah satu kontribusi pemikiran dalam pengembagan ilmu pengetahuan pemasaran
jasa, khususnya dalam bidang riset
perilaku konsumen jasa pendidikan tinggi.
5. Sebagai
bahan referensi bagi pihak yang berminat untuk memahami dan meneliti perilaku
konsumen, khususnya perilaku mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta.
6. Diharapkan
model penelitian aplikatif ini dapat mengungkap fakta yang dapat mendukung pengembangan perguruan
tinggi swasta utamanya dalam pengelolaan dan manajemen perguruan tinggi swasta
yang lebih profesional.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Jasa Pendidikan Tinggi
Jasa
didefinisikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu (Kotler, 2000) walaupun
produk jasa bisa saja
berhubungan dengan produk fisik. Oleh karena
itu pendidikan dapat dikatakan sebagai jasa karena memiliki
karakteristik sebagai sebuah
pelayanan jasa, sebagaimana dikemukakan oleh Griffin (1996) dan Kotler (2005).
Dalam
beberapa literatur pemasaran diungkapkan bahwa
jasa memiliki karasteristik, yaitu : intangibility,
inseparability, variablity/ heterogenity, perishability, dan lack of ownership. Karakteristik tersebut
berimplikasi terhadap manajemen seperti tergambar dalam tabel berikut:
Tabel
3 : Karakteristik Jasa
Karakteristik
|
Implikasi Manajemen
|
||||
Intangibility
|
·
Produk
|
bersifat
|
abstrak
|
lebih berupa
|
tindakan
atau
|
pengalaman
·
Tidak dapat dipajang:
diferensiasi sukar dilakukan
·
Tidak ada hak paten: hambatan masuk rendah
|
|
Inseparability
|
·
Konsumen terlibat dalam produksi: kontak dan interaksi
sangat penting
·
Pelanggan lain juga terlibat: masalah
pengendalian
·
Lingkungan jasa:
mendiferensiasikan bisnis
·
Kesulitan dalam produksi massal: pertumbuhan membutuhkan
jaringan kerjasama
|
Heterogeneity
|
·
Standarisasi sukar dilakukan,
sangat tergantung kepada SDM yang terlibat
·
Kualitas sulit dikendalikan: heteroginitas lingkungan
|
Perishability
|
·
Tidak dapat disimpan: tidak ada persediaan
·
Masalah beban periode puncak: produktivitas rendah
·
Sulit menentukan
harga jasa: masalah penetapan harga
|
Lack of ownership
|
·
Pelanggan tidak dapat memiliki
jasa: jasa disewakan
|
Sumber:
Fandy, 2005
Karakteristik
jasa sebagaimana yang dikemukakan diatas, apabila diimplemantasikan dalam
layanan jasa pada pendidikan tinggi dalam hal ini perguruan tinggi swasta
(PTS), maka ini berarti bahwa kualitas suatu perguruan tinggi swasta dapat
ditentukan baik buruknya bila seseorang telah menjadi mahasisswa, dan apakah lulusan perguruan tinggi swasta tersebut
mudah mendapatkan pekerjaan atau tidak, serta apakah sesuai dengan bidang
ilmunya dapat dibuktikan beberapa tahun kemudian setelah
mahasiswa lulus.
Selanjutnya
Bowen (1971) mengatakan bahwa dengan
karakteristik demikian menekankan bahwa produk perguruan tinggi adalah
pembelajaran (instruction), penelitian (research), dan pengabdian masayarakat (public services) dengan produk utama (the chief product ) adalah pembelajaran (teaching learning).
Selanjutnya selain dari produk utama
tersebut Bowen (1971) juga mengemukakan produk sampingannya (by-product) berupa
personal self discovery, career choice and placement, dan direct
satisfactions and enjoymets. Dill (2003) mengemukakan bahwa perguruan tinggi
dapat dipandang sebagai bagian dari industri ekonomi yang menyediakan derajat akademik, penelitian, dan pengabdian.
Verry
& Davies (1976) menggambarkan
pendidikan tinggi sebagai penyedia jasa untuk
output pendidikan tinggi
sebagai berikut:
“(i) Instructional or teaching outputs (the
transmission of knowledge). This involves
the teaching of various kinds (general, vocational etc), in different subjects and at different levels, all generally leading
to certification of some description.
(ii) Research
outputs (the extension of knowledge).
(iii) General Social Services. This is something of a
catch-all category for the less tangible and often most controversial
activities of the university. It is intended
to include the general socialization function (he instillaton of desirable work
habits, co-operative behaviour, respect for laws and institution, and some
would say, docility and obedience), and the related function, primarily benefiting employers, of
sorting, selecting and screening individuals…”
Faktor-Faktor
Penentu Keputusan Pembelian
Pada
dasarnya keputusan pembelian
konsumen dipengaruhi oleh berbagai variabel baik yang berpengaruh langsung
maupun tidak langsung. Keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh rangsangan (stimuli) yang terdiri dari
rangsangan pemasaran (produk, harga, saluran pemasaran dan promosi) serta
ransangan lain yang terdiri dari faktor ekonomi, teknologi, politik dan budaya.
Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran pembeli. Karaktersitik pembeli dan proses pengambilan
keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian tertentu (Kotler & Amstrong, 2001 Kotler, 2005)
Lebih
rinci lagi dan lebih konprehensif dikemukakan oleh
Hawkins, et. al (2004) bahwa hanya ada
dua faktor utama yakni faktor
eksternal yang terdiri dari : budaya (culture), sub-budaya (sub-culture), demografis (demographics),
status sosial (sosial status), kelompok rujukan (reference group), keluarga
(family) dan kegiatan pemasaran (marketing activities).
dan faktor internal terdiri dari : persepsi (perception), pembelajaran
(learning), memory (memory), motivasi (motives), kepribadian (personality),
emosi (emotions) dan sikap (attitudes) sebagai
penentu utama dalam menentukan
keputusan pembelian.
Dalam
perkembangannya dijelaskan pula secara
lebih luas bahwa ada empat faktor penentu utama yang berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen yakni 1)
Faktor kebudayaan yang terdiri dari : budaya,
sub- budaya dan kelas sosial, 2) Faktor sosial yang terdiri dari
: kelompok referensi, keluarga, peran dan status, 3) Faktor pribadi yang
terdiri dari : usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, ekonomi dan keperibadian
gaya hidup
dan konsep diri, dan 4)
Faktor psycological yang terdiri dari
: motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap (Kotler, 2005)
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum ada dua faktor utama yang
mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian barang maupun jasa yakni faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol serta faktor internal
yang datangnya dari dalam diri konsumen sendiri.
Hal
itu dibuktikan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hossler, et al
(1985), Chapman (1981), Freeman (1999),
Cambera dan La Nasa’s
(2000) dengan menggunakan beberapa
model perilaku konsumen
menemukan
bahwa faktor demograpic, latar belakang sosial-ekonomi, jenis kelamin, latar
belakang karier keluarga dan karakteristik
individu para siswa mempengaruhi keputusan pemilihan perguruan tinggi.
1.
Pengaruh faktor eksternal
Harga memainkan
peranan penting dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan
penghasilan sekalligus laba bagi
perusahaan. Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan
seberapa jauh pelayanan layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam
proses membangun citra (Lupioyadi, 2001). Penentuan penetapan harga jasa
menurut Payne dalam Umi Kalsum (2008) terdiri dari a). Positioning jasa; b). Tujuan-tujuan
korporat, c). Sifat kompetensi d). Daur hidup jasa e) Elastisitas permintaan f) Struktur biaya g) Sumber
daya yang digunakan h). Kondisi ekonomi yang berlaku i). Kapasitas jasa j).
Sasaran perusahaan yang dicapai. Sedangkan komponen harga untuk biaya pendidikan swasta menurut Lupioyadi (2001) meliputi 1).
Uang
registrasi/registrasi ulang tiap awal semesteran, 2). Uang perkuliahan yang
meliputi uang biaya penyelenggaraan pendidikan juga hal yang berhubungan dengan
pengembangan dan pembinaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler seperti uang
buku, peralatan, dan sebagainya per semester; 3) Biaya per SKS; 4) Uang
sumbangan pembangunan gedung;
5) Uang ujian dan lain-lain.
Harga atau
Biaya pendidikan yang harus dikeluarkan tidak saja hanya dapat dinilai dari sisi tinggi
rendahnya, mahal tidaknya, tetapi dapat pula dilihat dari sisi yang lain yakni pada bagaimana kemampuan, mempersepsikan serta merasakan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan kelayakan, kemudahan, serta
kepatutan dalam mengakses perguruan tinggi tertentu. Dengan demikian hasil penilaian yang dilakukan sangat tergantung
kepada kemampuan ekonomi, kondisi dan pola
penilaiannya secara subyektif dengan mengaitkan misalnya dengan kemungkinan nilai atau kualitas yang akan
diterima, keterjangkauan biaya pendidikan, kewajaran biaya pendidikan dan lain sebagainya.
Untuk sampai pada kesimpulan penilaian biaya pendidikan,
berbagai hal juga bisa menjadi
pertimbangan misalnya jumlah dan kualifikasi dosen yang dimiliki, kelengkapan
infra struktur, pelayanan yang
diberikan, reputasi akademik, manajemen pengelola dan lain sebagainya. Hal-hal
inilah yang dihubungkan dengan biaya pendidikan sebelum menilai apakah biaya pendidikan tersebut tergolong wajar atau tidak dan lain
sebagainya. Karena penilaian ini tentu
saja sifatnya sangat relatif masing-masing orang sehingga biaya pendidikan ini disebut
biaya pendidikan relatif. Dengan demikian biaya pendidikan relatif ini tidak bisa dimaknai sama dengan harga yang digunakan untuk membeli produk
tertentu.
Di sisi lain Schiffman dan Kanuk (2007)
menjelaskan bahwa bagaimana konsumen
memandang harga tertentu- tinggi, rendah, wajar, mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap maksud membeli dan kepuasan
membeli. Ini menunjukkan bahwa seorang konsumen menilai kewajaran sebuah
harga produk atau jasa sangat tergantung
dari cara menilainya.
Di
lain pihak konsumen juga sering menghubungkan
harga dengan kualitas produk atau jasa yang diterima seperti yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) yang mengatakan bahwa konsumen menggunakan
harga sebagai indikator kualitas jika mereka mempunyai sedikit informasi yang
dapat dipegang atau jika mereka kurang yakin pada kemampuan mereka sendiri
untuk melakukan pilihan atas dasar hal-hal lain.
Tetapi jika isyarat- isyarat lain tersedia bagi konsumen misalnya merek, atau
citra toko maka kadang-kadang lebih berpengaruh dari pada harga dalam
menentukan kualitas. Demikian pula yang dikemukakan oleh Mowen dalam Ndaru
Kusuma Dewi (2009) bahwa konsumen cenderung menggunakan harga sebegai indikator
kualitas. Schiffman & Kanuk (1994) serta Hawkins, Best & Coney (1995)
juga mengatakan bahwa harga adalah
sebuah sinyal dari kualitas. Hal ini
dapat terjadi jika konsumen sulit untuk membuat keputusan tentang kualitas
secara obyektif atau dengan
menggunakan nama merek atau citra toko (Mowen, 1993). Sebuah penellitian yang dilakukan oleh Dodds dalam Ndaru kusuma Dewa (2009) menyatakan bahwa konsumen akan membeli sutu produk
bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka.
Promosi/Komunikasi
Pemasaran, pada saat menentukan keputusan pembelian konsumen
melakukan pencarian informasi secara ekstensif
dan kemudian memproses informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan pembelian. Hal
ini menunjukkan peran penting komunikasi dalam menunjang proses keputusan pembelian, seperti yang disampaikan oleh Henry
Assael (1998) sebagai
berikut:
”Since
they provide information that influences consumer’s puchase, communications are
central to consumer’s decision
making”. Untuk itu tidaklah cukup bagi perusahaan
hanya sekedar mengembangkan produk dengan baik,
menawarkan dengan harga menarik, dan membuatnya mudah diperoleh pelanggan
sasarannya. Namun perusahan harus juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang, pelanggan potensial, pengecer, pemasok, serta pihak-pihak yang memiliki
kepentingan pada perusahaan.
Terdapat
beberapa sumber informasi yang dapat membantu pembuatan keputusan, Henry Assael
(1998) mengungkapkannya sebagai berikut:
”To
make purchasing decision, consumers
acquire and process information from
advertising, from their experience, with product, from friends and neighbors,
and from others sources”. Dalam membuat
keputusan pembelian, konsumen dapat memperoleh informasi dari iklan dari
pengalaman terhadap suatu produk, dari teman
dan tetangga serta dari sumber informasi yang lain.
Oleh
karena itu penting bagi setiap perusahaan tidak terkecuali perguruan tinggi
mengadakan komunikasi pemasaran dalam membantu dan mengarahkan konsumen
agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya dengan cara menyadarkan semua
pihak yang terkait dalam komunikasi pemasaran untuk berbuat lebih baik dengan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Selain itu komunikasi pemasaran juga sangat penting untuk
meningkatkan citra merek seperti yang dikemukakan oleh Meenaghan dan Shipley
(1999) bahwa pentingnya komunikasi
pemasaran dalam meningkatkan citra merek. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Graeff (1996)
yang secara lebih khusus membahas pentingnya promosi dalam membangun
suatu merek.
Kelompok rujukan dalam keputusan pembelian,
Kelompok
acuan adalah individu atau
sekelompok orang yang dianggap
memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi,
memberikan aspirasi, atau dalam berperilaku (Solomon, 1999).
Kelompok acuan dapat pula berwujud
seseorang atau kelompok yang menjadi
pembanding atau acuan seseorang dalam pembentukan nilai-nilai, sikap, atau
perilaku baik secara umum ataupun secara khusus (Kindra,
Laroche dan Muller, 1994). Dalam pengertian yang kurang lebih sama Peter dan olson, (2005) mengemukakan bahwa Kelompok
Rujukan melibatkan satu atau lebih orang yang
dijadikan sebagai dasar pembanding antara
titik referensi dalam membentuk
tanggapan afeksi dan kognisi serta
menyatakan perilaku sesorang.
Besarnya
pengaruh kelompok rujukan terhadap keputusan pembelian dibuktikan melalui
penelitian yang dilakukan oleh Bearden dan Etzel dalam (Peter dan Olson, 2000), ditemukan bahwa pengaruh kelompok
referensi pada keputusan produk dan merek beragam
paling tidak dalam dua dimensi, yaitu
dimensi pertama yang berkaitan dengan sejauhmana suatu produk atau merek adalah
sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah
serta dimensi kedua adalah sejauh
mana objek yang sedang yang dipertemukan menarik atau dikenal
orang lain.
Faktor Internal (Psikologis)
Selain
pengaruh faktor eksternal dalam pengambilan keputusan pembelian juga diduga kuat dipengaruhi oleh faktor
internal (psikologi) utama khususnya dalam pemilihan perguruan tinggi yaitu :
motivasi, , citra (persepsi), dan
sikap (Schiffman dan Kanuk, 2007).
A.
Pengaruh Motivasi terhadap keputusan pembelian
Proses
motivasi terjadi karena adanya kebutuhan,
keinginan maupun harapan yang tidak terpenuhi yang menyebabkan timbulnya
ketegangan (Jeffrey, et al, 1996).
Sedangkan menurut Schiffman dan
Kanuk, (2007), motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
bertindak. Tenaga pendorong tersebut
dihasilkan yang timbul sebagai akibat
dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Dalam kalimat yang berbeda Supranto (2007) mengemukakan bahwa motivasi
menunjukkan alasan untuk suatu
perilaku. Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah perilaku.
Sedangkan
Teori Motivasi menurut McClelland, dinyatakan bahwa
manusia
memiliki
tiga macam kebutuhan dasar yang dapat memotivasi seorang individu untuk
berperilaku, yaitu :
1) Kebutuhan untuk berkuasa yaitu seberapa
jauh individu berkeinginan untuk mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain serta obyek-obyek lain yang ada di lingkungannya. Individu yang memiliki
motif berkuasa tinggi memiliki dorongan yang kuat untuk mengarahkan dan mengubah orang lain atau kejadiankejadian
yang ada di sekitarnya.
2)
Kebutuhan berafiliasi yaitu kebutuhan individu
untuk mendapatkan kehangatan dan menjalin hubungan secara lebih dekat
dengan orang lain. Individu yang memiliki
motif berafiliasi tinggi akan cenderung lebih ekspresif dalam mengungkapkan
emosi dan perasaannya kepada orang lain, suka bekerjasam dengan orang lain, menyukai pertemanan
serta situasi sosial. 3) Kebutuhan berprestasi (needs for achievement), yaitu
keinginan manusia untuk mencapai
prestasi, reputasi dan karier yang terbaik.
Sejauhmana
pengaruh motivasi seseorang terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dilihat
hasil penelitian yang dilakukan oleh Tuggaesti (2007), dimana ditemukan pengaruh yang positif antara motivasi berbelanja
terhadap kepuasan berbelanja. Ketiga variabel elemen motivasi berbelanja, yaitu : Socialization,
diversion dan utilitarian memberi pengaruh terhadap
kepuasan berbelanja.
B.
Pengaruh Citra Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen
cenderung untuk membentuk citra
terhadap merk, toko, dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang
diperoleh dari stimuli pemasaran dan lingkungan. Citra adalah total persepsi
terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan memproses
informasi dari berbagai sumber setiap waktu
(Nugroho J Setiadi, 2003)
Sedangkan
persepsi menurut Schiffman dan Kanuk (2004) adalah sebagai proses dimana dalam
proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan
stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.
Persepsi mempunyai peran yang sangat penting dalam pemasaran. Citra yang ada di
benak konsumen timbul karena proses persepsi,
bagaimana konsumen menilai sebuah kualitas jasa juga sangat ditentukan
oleh persepsinya, keberhasilan dalam memposisikan produk juga sangat tergantung pada persepsi yang ada
di benak konsumen.
Citra
pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu citra perusahaan, citra
produk, dan citra merek. Citra
perusahaan mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen. Ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang produk dan merk, maka konsumen akan menggunakan citra perusahaan sebagai dasar untuk memilih produk. Masyarakat
kadang tidak menyukai produk karena citra yang sudah terlanjur buruk
dari perusahaan di mata masyarakat. (Tatik
Suryani, 2008)
C. Pengaruh
Sikap Terhadap Keputusan Pembelian
Pengertian
sikap pada awalnya dikemukakan oleh
Thurstone (1993) dimana dia melihat sikap sebagai salah satu konsep yang cukup sederhana yaitu jumlah pengaruh
yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu obyek. Beberapa tahun
kemudian Gordon Allport mengemukakan pengertian sikap yang lebih luas yakni suatu mental dan syaraf
sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
Definisi yang dikemukakan tersebut mengandung makna
bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap
suatu obyek baik disenangi ataupun tidak secara konsisten.
Sedangkan
Schiffman dan Kanuk (2007) mengemukakan dalam
pengertian yang kurang lebih sama bahwa sikap merupakan ekspresi
perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah
seseorang senang atau tidak senang,
suka atau tidak suka dan setuju atau
tidak setuju terhadap suatu obyek. Demikian pula pendapat yang dikemukakan oleh Engel, Black Ward dan Miniard (1995), yang mengatakan
bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan tidak disukai.
Pada
dasarnya banyak faktor yang bisa membentuk sikap seseorang
khususnya yang berhubungan dengan sikap pembelian terhadap
suatu produk/jasa. Menurut Prasetijo,
Ihalauw (2004) mengatakan bahwa
sumber-sumber utama yang mempengaruhi
pembentukan sikap konsumen adalah: 1) Pengalaman. Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempengaruhi
sikap konsumen terhadap produk tersebut 2) Kepribadian. Keluarga menurut
Kindra, et. al (1994) adalah faktor penting
dalam pembentukan kepribadian dan selanjutnya pembentukan sikap
seseorang. Dalam keluarga itulah, seseorang membentuk nilai-nilai dasar dan keyakinannya. Selain keluarga, kontak dengan teman dan orang-orang
lain di sekitarnya, terutama orang-orang yang
dikagumi , juga berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dan sikap
seseorang. 3) Informasi dari media massa.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
kerangka konseptual yang telah diuraikan dalam paradigma penelitian serta
kajian pustaka dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut :
1. Biaya
Pendidikan Relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan
tinggi swasta , motivasi, sikap dan
pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung
2. Kelompok
rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan
pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta baik langsung maupun tidak langsung
3. Komunikasi
pemasaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap citra perguruan tinggi
swasta, motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam
memilih perguruan tinggi swasta baik
langsung maupun tidak langsung.
4. Citra
perguruan tinggi swasta berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa
memilih perguruan tinggi swasta baik
langsung maupun tidak langsung.
5. Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap, dan pengambilan keputusan
mahasiswa dalam memilih perguruan
tinggi swasta baik langsung maupun
tidak langsung.
6. Sikap
berpengaruh positif dan signifikan secara langsung
terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan
tinggi swasta.
METODE PENELITIAN
Rancangan dan Pelaksanaan Penelitian
Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory
atau confirmation research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal
antara variabel melalui pengujian hipotesis dan
dilaksanakan dengan pendekatan analisis deskriptif dan verifikatif
melalui survei (Rahayu, 2005).
Pendekatan
analisis adalah study untuk menemukan fakta melalui interpretasi yang tepat dan
dapat bermanfaat sebagai problem solution. Sedangkan
penelitian kausal adalah untuk mengkaji suatu variabel atau lebih yang menjadi
determinan terhadap variabel
lainnya (Nazir, 2005).
Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada Perguruan Tinggi Swasta di Makassar baik tingkat Universitas, Sekolah Tinggi, maupun Akademi.
b. Waktu Penelitian
Adapun waktu yang direncanakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah bulan
Desember 2009 sampai dengan Mei 2010.
Model dan Tehnik Analisis Data
Model
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model persamaan struktural atau structural equation modeling (SEM) untuk mengetahui hubungan kausal antar
variabel laten yang terdapat dalam
persamaan struktural.
Analisis Deskriptif
Analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variable
penelitian baik exogenous vabriable maupun endogenos variable. Karakteristik
responden yang meliputi jender, asal SMU, pekerjaan orang tua, sedangkan
deskripsi variabel meliputi biaya pendidikan relatif , kelompok rujukan, komunikasi pemasaran, citra
perguruan tinggi swasta, motivasi, serta pengambilan keputusan mahasiswa.
Analisis model struktural
Hubungan
fungsional antar variabel yang dianalis dengan menggunakan model struktural
dengan mengacu pada model persamaan reduced form sebagaimana telah diuraikan
pada Bab 3 sebelumnya yang selengkapnya dapat ditulis kembali sebagai berikut :
Y1 =
0 +
1 X1 + 2X3 + 1 (1b)
Y2 = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 1 (2b)
Y3 = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 2 (3b)
Y4 = 0 + 1X1 + 2X2 +
3X3 + 3 (4b)
PEMBAHASAN
DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN
A.
Analisis dan Implikasi Pengaruh
Biaya Pendidikan Relatif
Terhadap Citra Perguruan
Tinggi Swasta, Motivasi,
Sikap, dan Pengambilan Keputusan
1.
Analisis
dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta
Setelah
dilakukan analisis tentang besarnya pengaruh langsung
antara variabel biaya pendidikan relatif
terhadap variabel Citra Pergguruan Tinggi Swasta menunjukkan hubungan
yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel
biaya pendidikan relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta diterima. Hasil
ini menunjukan bahwa variabel biaya pendidikan
relatif sebagai salah satu variabel masih sangat berpengaruh dalam membentuk citra perguruan tinggi di masyarakat
khususnya perguruan tinggi swasta.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Martin and Dixon
(1991) yang menemukan bahwa ada 4
(empat) type yang mempengaruhi citra
universitas yaitu : program-program akademik, lingkungan sosial, biaya pendidikan dan lokasi, dan pengaruh-pengaruh yang lain seperti pengaruh orang tua, teman, guru, dan lain sebagainya.
Berdasarkan
uraian diatas, maka hasil penelitian
ini memberikan gambaran bahwa variabel biaya pendidikan
relatif dengan dimensi keterjangkauan, cara pembayaran, biaya pendidikan
yang dikaitkan dengan kualitas pelayanan, beasiswa yang ditawarkan, serta
kewajaran biaya pendidikan merupakan dimensi-dimensi yang berkontribusi terhadap
citra
perguruan tinggi
khususnya dalam memilih
perguruan tinggi swasta. Indikator yang paling
berpengaruh dalam biaya pendidikan
relatif ini adalah biaya pendidikan
yang dikaitkan dengan kualitas pelayanan yang diterima. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa ketika responden mempersepsikan biaya pendidikan dengan kualitas pendidikan maka biaya pendidikan yang tinggi dipersepsikan
akan melahirkan kualitas pendidikan yang tinggi pula. Dengan demikian responden akan mempersepsikan biaya pendidikan yang tinggi akan
melahirkan citra perguruan tinggi yang
tinggi demikian sebaliknya. Oleh karena itu jika calon mahasiswa akan
melanjutkan pendiidikannya ke perguruan tinggi swasta yang berkualitas
maka biaya pendidikan akan menjadi
salah satu rujukan atau pertimbangan disamping faktor-faktor lain.
Oleh
karena itu salah satu implikasi kebijakan bagi pengelola perguruan tinggi
swasta adalah penetapan biaya pendidikan relatif harus benar-benar diupayakan agar sesuai dengan kemungkinan
kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada mahasiswa sehingga dapat melahirkan
luaran yang berkualitas pula. Selain itu biaya pendidikan relatif ini diharapkan menjadi simbol atau
representasi dari kelengkapan infra struktur yang dimilki yang menjadi salah satu rujukan
bagi mahasiswa dalam
membentuk citra perguruan
tinggi.
1. Analisis dan Implikasi Pengaruh
Biaya Pendidikan Relatif
terhadap Motivasi
Hasil
analilsis atas pengujian variabel biaya pendidikan relatif terhadap variabel
motivasi menunjukkan hubungan yang positif dan signifkan. Oleh karena itu
hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif berpengaruh positif
dan signifkan terhadap
variabel motivasi diterima.
Hasil
penelitian ini pada dasarnya mengejutkan oleh
karena terkesan menyimpang dari logika berfikir orang pada umumnya yang selalu tunduk pada hukum permintaan dimana harga yang tinggi
akan menurunkan jumlah permintaan demikian sebaliknya. Tetapi khusus untuk perguruan tinggi swasta, biaya pendidikan disikapi sedikit berbeda dimana biaya pendidikan cenderung dipersepsikan dengan kualitas
pelayanan/pendidikan yang diiterima
Oleh
karena itu hasil penelitian ini bisa dibenarkan seperti yang dikemukakan oleh
pendapat Peter dan Olson (2000)
bahwa sebagian konsumen memandang adanya hubungan yang kuat antara harga dan
kualitas suatu produk atau jasa. Hal
ini dimungkinkan jika konsumen tidak
mendapatkan cukup informasi lain tentang produk atau jasa tersebut kecuali
informasi tentang harga saja. Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa calon
mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi
swasta tertentu terkesan kurang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang profil
sebuah perguruan tinggi swasta yang akan
dipilih.
Hal
ini mungkin bisa dipahami oleh karena pada umumnya
calon mahasiswa ketika akan
melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi hanya berfikir tentang perguran tinggi negeri yang sudah dikenal
luas di masyarakat sehingga cenderung mengabaikan dan kurang
meneliti untuk mengetahui lebih jauh
profil berbagai perguruan tinggi swasta
yang ada.
Hasil
penelitian didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayaraman
Manusamy dan Wong Chee Hoo (2003) yang menyatakan strategi harga mempunyai
pengaruh dan signifikan terhadap motivasi konsumen Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat pula dikatakan bahwa variabel biaya relatif
jasa pendidikan mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam membentuk motivasi mahasiswa dalam memililh
perguruan tinggi swasta.
Dengan
kata lain bahwa keterjangkauan biaya
pendidikan, keringanan cara pembayaran, serta bentuk
beasiswa yang ditawarkan
dapat, tingkat kewajaran biaya pendidikan mempengaruhi dan membentuk motivasi
mahasiswa dalam memililh perguruan tinggi
khususnya perguruan tinggi
swasta.
Oleh
karena itu salah satu implikasi kebijakan bagi pengelola perguruan tinggi
swasta adalah berupaya memahami
dimensi yang dapat mempengaruhi
motivasi mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu khususnya
dimana salah satunya adalah biaya pendidikan yang ditetapkan bisa menggambarkan kualitas atau nilai yang akan diberikan kepada calon pengguna perguruan tinggi.
1. Analisis dan Implikasi Pengaruh
Biaya Pendidikan Relatif
Terhadap Sikap
Hasil
analisis atas pengujian variabel biaya pendidikan relatif terhadap variabel
sikap menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel
sikap. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif berpengaruh secara positif dan signifikan terbukti, oleh
karena itu hipotesis diterima.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa biaya pendidikan relatif dengan lima dimensinya
nampaknya cukup disenangi oleh mahasiswa.
Itu tebukti dari jawaban responden yang
mengatakan bahwa pilihannya trhadap
perguruan tinggi swasta tertentu telah menjawab keinginannya, artinya ada macth
antara harapan dengan kenyataan yang dirasakan.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sularto
(2007) yang menyatakan bahwa atribut
toko, peralatan barang, harga, lokasi toko, dan kualiltas barang menjadi faktor
yang menentukan minat beli konsumen.
Temuan
dalam penelitian ini juga didukung pendapat
Mowen dan Minor (2002) yang menyatakan bahwa ada enam faktor yang
mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi
perilaku dan salah satu diantaranya adalah pengaruh merek lain dimana seorang konsumen dapat
dipengaruhi oleh merek lain yang
lebih unggul baik dalam harga maupun
manfaat yang diharapkan.
Oleh
karena itu sebagai salah satu implikasi kebijakan bagi pengelola perguruan
tinggi swasta adalah berupaya memahami faktor-faktor yang mendukung sikap calon
mahasiswa untuk memilih perguruan
tinggi swasta tertentu salah satunya adalah keragaman beasiswa yang bisa
ditawarkan kepada mahasiswa. Mengingat beasiswa
secara umum bisa menggambarkan prestasi yang diraih seorang
mahasiswa selain juga untuk mengurangi biaya pendidikan
2. Analisis
dan Implikasi Pengaruh Biaya Pendidikan Relatif Terhadap Pengambilan Keputusan
Temuan
dari penelitian ini menunjukkan hubungan yang positif
dan signifikan biaya pendidikan relatif terhadap pengambilan keputusan.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel biaya pendidikan relatif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan terbukti, oleh karena itu hipotesis tersebut
diterima.
Hasil
penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Sik
Sumaedi. I Gede Mahatma Yuda Bakti,
dan Nur Metasari (2011) yang meneliti tentang Dampak Kualitas Jasa yang dipersepsikan dan harga yang
dipersepsikan terhadap Kepuasan Mahasiswa dengan jumlah responden sebanyak 155 mahasiswa di dua universitas
negeri di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan pendekatan quantitatif dengan metode survey menemukan bahwa kualias jasa dan harga
yang dipersepsikan mempunyai
pengaruh yang positip
terhadap kepuasan mahasiswa.
Dari
uraian tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa
biaya pendidikan relatif merupakan salah satu variabel utama yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan dalam memilih perguruan tinggi swasta tertentu. Hal ini menggambarkan
bahwa kepuasan, capaian prestasi,
tingkat konsistensi terhadap pilihan perguruan
tinggi swasta tertentu sebagai indikator variabel pengambilan keputusan salah
satunya dipengaruhi oleh biaya pendidikan
relatif. Oleh karena itu sebagai implikasi dari hasil penelitian ini bagi para
pengelola perguruan tinggi swasta adalah biaya pendidikan relatif yang
ditetapkan hendaknya benar-benar sebanding dengan kualitas pelayanan yang akan
diberikan kepada mahasiswa mengingat biaya pendidikan relatif ini juga sebagai salah satu variabel yang dapat
membentuk citra perguruan tinggi. Oleh karena itu
citra yang baik yang
terbentuk dari biaya pendidikan relatif ini pada akhirnya akan mendorong calon mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu.
A.
Analisis dan Implikasi Pengaruh Kelompok
Rujukan Terhadap Motivasi, Sikap,
dan Pengambilan Keputusan
1. Analisis dan Implikasi Pengaruh Kelompok
Rujukan Terhadap Motivasi
Hasil
analisis atas pengujian variabel kelompok rujukan terhadap motivasi
menggambarkan hubungan yang positif
dan signifikan terhadap variabel motivasi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi terbukti, oleh karena
itu hipotesis diterima.
Hasil
penelitian ini didukung oleh pendapat Mc Guire
dalam Tatik Suryani (2008) yang menyatakan bahwa motivasi untuk
menggunakan lingkungan eksternal antara lain keluarga/kelompok rujukan sebagai
sumber informasi yang bernilai dan kemampuan untuk
memecahkan berbagai problem kehidupan
Demikian
pula hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Burns dalam Mashur Razak (2008) yang meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memilih perguruan tinggi di Sekolah Pertanian, Makanan, dan sumber daya alam di school university of Missouri
Columbia menyatakan bahwa faktor
keluarga, anggota keluarga dan kelompok referen mempengaruhi motivasi
mahasiswa dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi.
Dari
beberapa indikator yang diukur dalam kelompok rujukan, indikator ketertarikan
memilih perguruan tinggi tertentu karena keberhasilan para alumninya memiliki nilai rata-rata
tertinggi. Indikator inilah yang
paling berpengaruh terhadap
motivasi mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa
pada akhirnya pertimbangan
pemilihan perguruan tinggi berujung pada keinginan atau mempengaruhi harapan
untuk sukses berkarir dalam berbagai
bidang usaha maupun di birokrat
setelah menjadi alumni.
Implikasinya
adalah bahwa pengelola perguruan tinggi swasta (PTS) harus lebih mengedepankan
kualitas yang tinggi sebagai modal utama bagi luaran (alumni) untuk mendapatkan
atau menciptakan pekerjaan yang pada akhirnya
akan menjadi salah satu rujukan
bagi calon mahasiswa
untuk memilih perguruan tinggi swasta tertentu.
2.
Analisis dan Implikasi Pengaruh Kelompok
Rujukan Terhadap Sikap
Kondisi
dan situasi keluarga sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pembelian
konsumen (Shay, 1997). Demikian pula yang dikemukakan oleh Peter dan Olson
(1999) yang menyatakan bahwa dalam membuat keputusan pembelian, suami dan istri mempengaruhi tanggapan
afeksi dan kognisi
dan perilaku satu sama lain. Lebih
lanjut dikemukakan bahwa keputusan ini juga dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan sosial mereka termasuk
di dalamnya keluarga, teman, dan sejawat. Ini berarti
sikap dan perilaku
konsumen dipengaruhi oleh kelompok rujukan.
Pendapat-pendapat
tersebut diatas sejalan dengan hasil temuan dari penelitian ini dimana variabel
kelompok rujukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel sikap, dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel kelompok rujukan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel sikap
terbukti oleh karena itu hipotesi diterima.
Hasil
penelitian ini menunjukkan konsistensi jawaban terhadap kelompok rujukan yang
mempengaruhi motivasi. Motivasi adalah salah satu unsur dalam diri seseorang yang akan
mempengaruhi sikap. Oleh karena itu
kelompok rujukan dengan 6 (enam) dimensinya
sangat relevan utamanya dengan inidkator pertimbangan memilih perguruan
tinggi dengan melihat alumni yang telah sukses menjadi faktor yang paling dijadikan rujukan dalam
menyikapi pemilihan perguruan tinggi swasta
tertentu.
Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Bearden dan Etzel dalam Peter dan
olson (2000) yang mengatakan bahwa
pengaruh kelompok referensi pada keputusan pembelian produk dan merek beragam paling tidak dalam dua dimensi, yaitu
dimensi pertama yang berkaitan dengan sejauhmana suatu produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah serta dimensi kedua adalah sejauh mana obyek yang sedang dipertemukan menarik atau dikenal
oleh orang lain.
Oleh
karena itu sebagai implikasi dari hasil penellitian ini para pengelola
perguruan tinggi khususnya perguruan
tinggi swasta untuk senantiasa
berupaya memahami berbagai dimensi kelompok rujukan yang dapat mendorong sikap mahasiswa untuk
menyenangi perguruan tinggi swasta tertentu yang pada akhirnya akan menjatuhkan
pilihan sesuai keinginannya.
3.
Analisis dan Implikasi Pengaruh
Kelompok Rujukan Terhadap
Pengambilan Keputusan
Pengaruh
kelompok rujukan ternyata tidak hanya ada pada waktu pembelian, tetapi juga
terjadi sepanjang proses beli yang
dmulai dari timbulnya kebutuhan, mencari informasi tentang produk, menentukan
alternatif-alternatif, mengevaluasi setiap alternatif, menentukan alternatif
yang terbaik, untuk kemudian memutuskan membeli dan melakukan kegiatan
pembelian, bahkan sesudah pembelian dan konsumsi, semuanya tidak terlepas dari
kelompok rujukan ini (Prasetijo Ristiyanti dan John Ihalauw, 2004).
Hasil
peneliltian ini sejalan dengan pendapat tersebut
diatas dimana variabel kelompok rujukan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel kelompok rujukan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, oleh karena itu hipotesis diterima.
Hasil
Penelitian lain yang mendukung
adalah yang dilakukan oleh Brooks
(2004) yang menyatakan bahwa 90 %
dari responden menyatakan telah berkonsultasi dengan orang tua tentang pilihan
mereka dalam memilih perguruan
tinggi. Demikian pula dengan hasil
temuan Shanka, Quintal dan Taylor (2005) yang
mengatakan bahwa 52 % mahasiswa memilih studi di Perth karena dipengaruhi oleh keluarga dan teman.
Dari
uraian tersebut diatas dapat dijelaskan betapa kelompok rujukan sangat
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan
tinggi utamanya melihat orang-orang yang telah
sukses, dan pendapat teman. Ini berimplikasi terhadap kebijakan para pengelola perguruan tinggi bahwa jika sebuah perguruan tinggi mengharapkan terus eksis maka mutu atau kualitas
belajar mengajar yang berujung
kepada kualitas alumni harus dikedepankan sehingga
ini bisa menjadi
referensi utama para calon mahasiswa
untuk memililh perguruan
tinggi swasta tertentu.
A.
Analisis dan Implikasi Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terhadap
Citra Perguruan Tinggi
Swasta, Motivasi, Sikap, dan Pengambilan Keputusan
1. Analisis dan Implikasi Pengaruh Komunikasi
Pemasaran Terhadap Citra Perguruan Tinggi Swasta
Hasil
analisis atas pengujian pengaruh variabel komunikasi pemasaran terhadap Citra
perguruan tinggi swasta menunjukkan hubungan yang berpengaruh positif dan signifikan
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komunikasi pemasaran
berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi
swasta terbukti, oleh karena itu
hipotesis diterima.
Temuan
dari penelitian ini sejalan dengan teori dimana dinyatakan bahwa komunikasi
pemasaran yang terdiri dari iklan, PR,
jaringan distribusi, sales promotion, direct marketing, CRM dan bentuk marketing komunikasi lainnya berpengaruh penting
dalam menciptakan persepsi
dan membangun brand
image
Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Schiffman dan Kanuk dalam Prasetijo, Ihalauw (2004) yang
menyatakan bahwa Media massa dengan segala bentuknya dapat membentuk persepsi
yang serupa antar warga kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal pemasaran, pengaruh iklan di media
massa, kemasan produk, papan reklame, dan sebagainya mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap suatu produk atau merek. Oleh karena itu sebagai implikasinya terhadap
perguruan tinggi swasta adalah bahwa
perguruan tinggi swasta sudah seharusnya
dikelola secara lebih profesional
utamanya unsur komunikasi atau promosi dirancang dan dikemas dengan baik
yang dapat menimbulkan kesan yang baik dan positip di mata calon penggunanya dan seluruh stakeholder yang ada.
2.
Analisis dan Implikasi Pengaruh
Komunikasi Pemasaran terhadap
Motivasi
Penelitian
ini menemukan bahwa variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap motivasi. Ini
berarti hipotesis yang menyatakan bahwa variabel komunikasi pemasaran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi tidak terbukti, dengan demikian hipotesis ditolak.
Temuan
dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta kurang mempertimbangkan
komunikasi pemasaran yang terdiri dari iklan,
brosur, spanduk, dan sosialisasi. Hal ini disebabkan antara lain oleh
karena sebagian besar mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi cenderung lebih dipengaruhi utamanya oleh kelompok rujukan
seperti orang tua dan teman atau kelompok rujukan yang lain, demikian pula variabel
biaya pendidikan. Hal itu dimungkinkan oleh karena kemungkinan begitu banyak
informasi yang diterima dari begitu banyak perguruan tinggi swasta yang melakukan sosialisasi dan terkesan
tidak ada yang dapat memberikan
kesan yang menarik dan menonjol dari yang lainnya akibatnya informasi yang
disampaikan tidak terlalu menarik perhatian
untuk dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk memilih perguruan
tinggi swasta tertentu.
Hal
tersebut juga diperkuat oleh temuan
Notodiharjo (1990) yang mengatakan
bahwa sumber utama tentang program studi di perguruan tinggi pada umumnya
diperoleh dari “the significan others” seperti orang tua, teman, saudara atau
guru sekolah (48%), informasi dari alumni perguruan tinggi (14 %), sedangkan sisanya 26 % dari sumber informasi yang
tidak jelas . Oleh karena itu
implikasinya terhadap perguruan tinggi swasta adalah
sudah saatnya komunikasi pemasaran yang dilakukan dirancang dan didesign
secermat mungkin dan sebagus mungkin bahkan jika memungkinkan perguruan tinggi
bekerjasama dengan pihak lain yang
lebih berpengalaman dan profesional seperti misalnya
biro iklan, atau lembaga-lembaga lain yang memiliki keahlian
di bidang komunikasi pemasaran.
3. Analisis dan Impllikasi Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terhadap
Sikap
Seperti
halnya komunikasi pemasaran
berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap motivasi, maka ternyata
variabel komunikasi pemasaran juga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap sikap. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel sikap tidak terbukti, oleh karena itu hipotesis ditolak. Temuan peneliltian ini
sejalan dan konsisten dan memperkuat temuan sebelumnya yakni tidak
berpengaruhnya variabel komunikasi pemasaran terhadap variabel motivasi. Artinya suka atau tidak sukanya seseorang
terhadap perguruan tinggi tertentu yang diekspresikan dalam variabel sikap
tidak dipengaruhi secara signifikan oleh komunikasi pemasaran. Ini memberi
gambaran bahwa pesan yang disampaikan tidak memberikan kesan atau daya tarik
kepada penerimanya sehingga tidak
menimbulkan rasa suka terhadap isi pesan yang disampaikan. Dengan demikian pada
gilirannya seseorang tidak akan memberikan respon positip untuk memilih
perguruan tinggi tertentu.
Hasil
penelitian ini didukung oleh pendapat Schiffman dan Kanuk (2007) yang mengatakan
bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh kredibilitas
sumber. Jika sumbernya sangat dihormati
dan disukai oleh audiens yang diharapkan, pesan tersebut kemungkinannya lebih
besar untuk dipercaya. Sebaliknya pesan yangn dianggap
tidak dapat dipercaya mungkin diterima dengan
ragu-ragu dan mungkin
ditolak.
Hal
ini sejalan juga dengan pendapat Tatik Suryani
(2008) yang menyatakan bahwa
konsumen lebih percaya pada sumber
informal dibandingkan sumber formal yang berasal dari perusahaan (pemasar). Kepercayaan konsumen terhadap sumber
informal ini disebabkan karena sumber
informal lebih obyektif dan mengalami langsung tentang produk. Oleh karena itu
sebagai implikasi dari penelitian ini adalah para pengelola perguruan tinggi
swasta membangun kepercayaan masyarakat melalui reputasi akademik yang baik
sehingga akan berdampak pada adanya kepercayaan yang akan menjadi
salah satu hal penting untuk menerima iklan dan promosi
yang dilakukan.
4. Analisis dan Implikasi Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Terhadap
Pengambilan Keputusan
Komunikasi
sangat penting dalam menunjang proses pembelian seperti yang disampaikan oleh Henry Assael
(1998) sebagai berikut:
”Since
they provide information that influences consumer’s puchase, communications are central to consumer’s decision making”. Hal ini dibuktikan
melalui temuan dari penelitian ini bahwa komunikasi pemasaran berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan seperti. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa variabel komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan
terbukti, oleh karena itu hipotesis
diterima. Temuan ini sejalan dengan hasil penellitian Mukodim dalam Mashur Razak (2008) yang menyatakan bahwa secara simultan prmosi dan mutu pelayanan berpengaruh
positif tetrhadap pengambilan keputusan
mahasiswa dalam memilih
program studi pada perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Demikian
pula temuan hasil peneliltian Silalahi (1997) yang menyatakan bahwa dari
sejumlah variabel yang diteliti, maka faktor proses dan
promosi merupakan faktor yang mempunyai
peranan penting atau menjadi pertimbangan utama mahasiswa dalam memilih
perguruan tinggi. Begitu pula hasil
temuan Tedjakusuma, dkk (2001) dalam
penelitiannya menemukan bahwa promosi
juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya
Surabaya.
Temuan
hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Kotler (2005) yang menyatakan bahwa proses keputusan pembelian
konsumen dipengaruhi oleh rangnsangan pemasaran yang terdiri dari produk, promosi, price dan place serta rangsangan lain yang meliputi
kondisi ekonomi, budaya,
teknologi dan politik.
Implikasi
kebijakan dari hasil penelitian ini adalah bahwa
tidak cukup bagi perguruan tinggi swasta hanya sekedar mengembangkan perguruan tinggi dengan baik,
menawarkan dengan harga menarik, dan membuatnya mudah diperoleh pelanggan
sasarannya. Namun perguruan tinggi swasta harus
juga berkomunikasi dengan para pelanggan yang ada sekarang, pelanggan
potensial, serta pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap perguruan tinggi (stakeholder)
A. Analisis
dan Implikasi Pengaruh Citra Perguruan Tinggi Swasta Terhadap Motivasi, Sikap,
dan Pengambilan Keputusan
1. Analisis dan Implikasi Pengaruh
Citra Perguruan Tinggi Swasta Terhadap Motivasi
Dari
hasil analisis dan pengujian variabel Citra Perguruan Tinggi Swasta terhadap
motivasi menggambarkan hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan variabel citra perguruan tinggi swasta berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap variabel motivasi terbukti, oleh karena itu hipotesis
diterima.
Kajian
teoritis yang dilakuan menunjjukkan bahwa temuan
dari hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Nugroho J Setiadi (2008) bahwa
konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
Temuan
ini menunjukkan bahwa motivasi
mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta salah satunya dipengaruhi oleh
citra perguruan tinggi itu sendiri. Temuan ini didukung dari hasil penelitian
Eva Sheilla Rahma yang meneliti tentang Analisis Pengaruh kualitas Layanan Dan
Citra Merek Terhadap Minat Beli Dan Dampaknya Pada Keputusan pembelian di Kota Semarang menyatakan bahwa Citra Merek dan Kualitas Layanan berpengaruh terhadap
minat membeli dalam meningkatkan keputusan pembelian.
Selain
itu hasil penelitian tersebut diatas juga sejalan dengan pendapat Dodds, Monroe
dan
Grewal
(1991) yang menyatakan bahwa Jika
persepsi konsumen positif (citra yang baik)
terhadap toko maka akan menciptakan penerimaan kualitas yang berlanjut kepada
penerimaan nilai dan produk akhirnya adalah keinginan unruk membeli yang kemudian terjadinya pembelian ulang.
Implikasinya adalah bahwa reputasi akademik, kelengkapan fasilitas pendidikan
adalah dua indikator utama dari
tujuh indikator yang ada masih
merupakan faktor-faktor yang sangat dipertimbangkan dalam citra perguruan
tinggi swasta yang dapat memotivasi
mahasiswa dalam menjatuhkan pilihan pada perguruan tinggi swasta tertentu. Oleh
karena itu pihak perguruan tinggi swasta harus
membangun citra baik melalui kelengkapan fisik perguruan tinggi maupun reputasi
akademik yang positip.
2.
Analisis dan
Implikasi Pengaruh Citra Perguruan Tinggi Swasta
Terhadap Sikap dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel citra perguruan tinggi swasta
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel sikap. Ini berarti hipotesis yang menyatakan
variabel citra perguruan tinggi berpengaruh positif dan signifkan terhadap
sikap terbukti, dengan demikian
hipotesis diterima. Ini menunjukkan
bahwa citra perguruan tinggi swasta adalah salah satu variabel penting
yang mempengaruhi sikap mahasiswa selain
variabel-variabel lain.
Temuan
ini sejalan dengan pendapat Alper dan Kamins (1995) yang menyatakan bahwa persepsi
yang positif (citra yang baik) terhadap
merek tertentu akan mengarah pada intensi pembelian yang positip pula.
Demikian
pula pendapat yang dikemukakan oleh Tatik Suryani
(2008) yang menyatakan bahwa citra
terhadap merek mempunyai peran penting dalam mempengaruhi perilaku pembelian.
Konsumen yang mempunyai citra positip terhadap merek tertentu cenderung memilih merek tersebut dalam pembelian.
Implikasi
kebijakan dari temuan ini adalah pengelola
perguruan tinggi swasta untuk selalu
berupaya terus menerus membangun reputasi dan citra yang baik melalui
pencapaian prestasi-prestasi yang membanggakan.
Dengan demikian citra yang baik ini
dapat mempengaruhi sikap seseorang yang diwujudkan dalam bentuk kesukaan
terhadap perguruan tinggi tertentu.
3.
Analisis dan Implikasi Pengaruh Citra
Perguruan Tinggi Swasta Terhadap Pengambilan
Keputusan
Hasil
analisis dan pengujian variabel Citra Perguruan Tinggi Swasta terhadap
pengambilan keputusan menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan variabel citra perguruan tinggi swasta
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti, dengan demikian
hipotesis diterima.
Temuan
ini sangat jelas betapa citra perguruan tinggi swasta itu mempengaruhi pilihan
mahasiswa terhadap perguruan tinggi
swasta tertentu. Hasil penellitian ini sejalan dengan pendapat Schiffman dan Kanuk (2007) dan Allport dalam salah satu
model tiga komponen sikap yaitu komponen afektif yang menyatakan bahwa perasaan
konsumen terhadap obyek sikap sangat dipengaruhi
oleh kognisinya. Seorang konsumen sangat senang
produk tertentu karena
memiliki pengetahuan, informasi
yang semuanya serba positif tentang
merek tersebut.
Demikian
pula pendapat yang dikemukakan oleh
Philipp Kotler dan Kevin Lane Keller (2006) bahwa dalam pemasaran, persepsi itu
lebih penting dari pada realitas, karena persepsi
itulah yang akan mempengaruhi perilaku aktual
konsumen.
Oleh
karena itu sebagai implikasinya para pengelola
perguruan tinggi swasta harus berupaya
meningkatkan kualitas pendidikan
antara lain melalui reputasi
akademik, kelengkapan sarana dan para sarana
sebagai penunjang kegiatan
pendidikan dan lain sebagainya
i.Analisis dan Implikasi Pengaruh
Motivasi Terhadap Sikap, dan Pengambilan Keputusan
1. Analisis dan Implikasi Pengaruh
Motivasi Terhadap Sikap
Proses
motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan, maupun harapan yang tidak
terpenuhi yang menyebabkan timbulnya ketegangan.
Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu
perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan, dan hasratnya tersebut (Jeffrey, et al, 1996)
Pendapat tersebut
diatas sejalan dengan hasil analisis
dan pengujian variabel
motivasi terhadap variabel
sikap dimana terdapat hubungan yang positif
dan signifikan. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan variabel motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel sikap terbukti, oleh karena itu hipotesis
diterima.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan pendapat Cialdini,
Petty, dan Cacciopo (1981) bahwa berbagai
faktor yang mempengaruhi perilaku sikap antara lain pengaruh orang lain terhadap pembelian, dan juga motivasi konsumen untuk menuruti keinginan-keinginan itu mempengaruhi kemampuan
sikap memprediksi perilaku.
Implilkasi
kebijakan dari hasil penellitian ini adalah bahwa para pengelola perguruan
tinggi swasta harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
mahasiswa yang mendorong sikap
mahasiswa untuk tertatrik memilih perguruan tinggi swasta tertentu.
2.
Analisis dan
Implikasi Pengaruh Motivasi Terhadap Pengambilan Keputusan
Hasil
analisis dan pengujian variabel Motivasi terhadap variabel pengambilan
keputusan menunjukkan bahwa variabel motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel
pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan variabel
Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pengambilan keputusan terbukti,
oleh karena itu hipotesis diterima.
Temuan
hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cannon
dan Broyles (2006) yang menyatakan
bahwa faktor yang mempunyai pengaruh paling tinggi terhadap keputusan mahasiswa
dalam memilih jurusan adalah tujuan
karir, peluang belajar, motivasi
diri, potensi pendapatan, dan peran keluarga. Demikian pula yang ditemukan oleh Tuggaesti
(2007) dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positip antara motivasi
berbelanja terhadap kepuasan belanja. Selanjutnya hasil penelitian yang
dilakukan oleh Westbrook dan Black dalam Jim dan King (2001) menyatakan bahwa
motivasi sebagai suatu stimuli yang mempengaruhi perilaku memuaskan keinginan
internal sehingga dapat diasumsikan bahwa motivasi
spesifik yang mendasari keinginan
belanja konsumen dapat diukur dengan tingkat kepuasan.
Dari
uraian tersebut diatas dapatlah dikemukakan bahwa
motivasi adalah salah satu variabel utama yang penting yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku mencapai keinginan dan kebutuhannya.
Sebagai
implikasi kebijakan dari penelitian ini bahwa para pengelola perguruan tinggi
swasta semaksimal mungkin berupaya mengetahui serta memenuhi faktor pendorong
utama mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi
swasta tertentu.
3.
Analisis dan Implikasi Pengaruh
Sikap Terhadap Pengambilan Keputusan
Hipotesis
dalam penellitian ini yang menyatakan bahwa variabel sikap berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel pengambilan
keputusan terbukti, dengan
demikian hipotesis diterima. Hasil
penelitian ini memberikan gambaran bahwa sikap berpengaruh secara nyata
terhadap pengambilan keputusan mahasiswa dalam
memilih perguruan tinggi swasta.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan
bahwa faktor kognisi dan lingkungan individual juga mempengaruhi pengambilan
keputusan (Pulvers dan Dierkhoff, 1999). Demikian pula sebuah hasil penelitian
yang menyatakan bahwa perilaku beli
dapat diprediksi dari sikap dan norma subyektifnya melalui niat beli (Ajzen dan Fishbein, 1980). Demikian
pula yang dikemukakan oleh Ujang Sumarwan (2002) yang menyatakan bahwa Sikap (Attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen.
Temuan
dalam penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Mc-Carty (1978) yang
mengatakan bahwa sikap mempengaruhi proses belajar konsumen dalam mengambil keputusan. Pendapat lain
yang mendukung temuan penelitian ini adalah
Ajzen (1980) dimana dikemukakan bahwa pada
budaya individualism, sikap yang
lebih besar terhadap niat dibanding pengaruh
norma subjektif dan kontrol keperilakuan yang
dirasakan.
Demikian
pula yang dikemukakan oleh Brown dan
Stayman (1992) mengatakan bahwa pengenalan
merek juga dapat mempengaruhi kepercayaan dan sikap secara langsung yang pada akhirnya mempengaruhi niat sekaligus pengambilan keputusan untuk membeli.
Sebagai
implikasi dari hasil temuan ini adalah kebijakan yang diambil oleh para
pengelola perguruan tinggi swasta untuk senantiasa
berupaya mengetahui dan memahami secara cermat faktor-faktor yang mendukung tumbuhnya sikap mahasiswa
untuk menyenangi sebuah perguruan tinggi swasta tertentu. Utamanya pemberian
pelayanan yang memuaskan baik terhadap mahasiswa maupun terhadap para tenaga
pengajar sehingga dapat memunculkan
image yang positip di kalangan masyarakat.
Temuan Empiris dan
Teoritis Penelitian
Berdasarkan
hasil temuan dari penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa temuan empiris
dan teoritis penelitian yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap
perkembangan teori khususnya untuk teori perilaku
konsumen, terlebih khusus lagi tentang analisis pengambilan keputusan mahasiswa
dalam memililh perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan yakni :
Biaya
pendidikan relatif bagi mahasiswa perguruan tinggi swasta yang harus dipenuhi ternyata berpengaruh
positif dan signifikan terhadap faktor-faktor internal (faktor psikologis) seperti citra perguruan tinggi
swasta, motivasi, sikap, serta
pengambilan keputusan. Dalam pengukurannya biaya
pendidikan relatif di tingkat
perguruan tinggi swasta ini
disikapi sebagai persepsi terhadap kualitas pendidikan yang diterima. Oleh
karena itu ketika para calon mahasiswa mencari perguruan tinggi swasta tertentu
yang berkualitas maka salah satu
rujukan yang digunakan adalah biaya
pendidikan. Oleh karena itu temuan dalam penelitian ini sedikit berbeda dengan
teori harga dalam teori permintaan
yang memiliki hubungan yang negatif
antara harga dengan jumlah permintaan.
Variabel
kelompok rujukan ternyata juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan mahasiswa. Dengan demikian variabel
kelompok rujukan ini adalah bagian yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan mahasiswa dimana terdiri dari orang yang sangat dekat antara lain teman, orang tua, guru, orang yang telah sukses dan idolakan.
Komunikasi
pemasaran adalah variabel yang cukup strategis tetapi tidak cukup untuk mempengaruhi motivasi dan sikap
mahasiswa. Komunikasi pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap
citra perguruan tinggi (variabel intervening) dan pengambilan keputusan
mahasiswa. Kenyataan tersebut diatas dapat memberikan
makna bahwa komunikasi pemasaran yang selama ini dilakukan perguruan tinggi swasta baik yang dilakukan melalui promosi langsung mengunjungi
sekolah-sekolah lanjutan tingkat atas, maupun melalui brosur, media massa,
media cetak ternyata tidak cukup menarik
perhatian mahasiswa sehingga dapat
termotivasi dan menyenangi perguruan tinggi swasta tertentu.
Makna lain yang dapat dipetik adalah bahwa rata-rata motivasi,
dan sikap mahasiswa terhadap perguruan tinggi tidak
selalu dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran tetapi variabel lain seperti
variabel kelompok rujukan dan biaya pendidikan relatif.
Hasil
penelitian ini turut pula memberikan
penegasan terhadap salah satu teori perilaku konsumen, lebih khusus lagi teori tentang komunikasi pemasaran dimana dijelaskan bahwa dalam komunikasi
pemasaran sumber informasi sangat
menentukan keberhasilan mempengaruhi konsumen . Oleh karena itu sumber
informasi sangat dipengaruhi oleh kredibilitasnya. Dalam teori komunikasi pemasaran sumber informasi itu ada 2
yakni formal dan informal. Masyarakat
atau mahasiswa ada kecenderungan lebih menyukai
dan lebih percaya pada sumber informasi informal yaitu informasi
dari orang-orang yang tidak mewakili perusahaan atau instansi tertentu karena dianggap tidak mempunyai kepentingan atau
tendensi tertentu. Hasil penellitian ini membuktikan bahwa motivasi, dan sikap
umum mahasiswa lebih banyak dipengaruhi komunikasi dari mulut ke mulut
(komunikasi informal) yang berasal dari variabel kelompok rujukan
dibandingkan komunikasi pemasaran (formal).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan dan implikasi
peneliltian dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Biaya
pendidikan relatif utamanya yang dikaitkan kualitas pelayanan ternyata
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap citra perguruan tinggi swasta, motivasi, sikap,
dan pengambilan keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta. Ini
menunjukan bahwa unsur kualitas
dalam dunia perguruan tinggi menjadi
pertimbangan utama dibandingkan biaya pendidikan.
Artinya,
ketika calon pengguna perguruan tinggi menginginkan perguruan tinggi swasta
yang berkualitas, maka sekalipun biaya
pendidikan yang akan dikeluarkan lebih tinggi sepanjang masih dalam batas-batas
kewajaran hal itu cenderung bisa diterima.
2.
Kelompok rujukan utamanya orang-orang
yang telah sukses dan teman
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi, sikap, dan pengambilan keputusan. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa orang-orang yang
sukses cenderung mempunyai kompetensi yang mumpuni
atau berkualitas sehingga perguruan tinggi haru berupaya semaksimal mungkin
untuk menunjukkan hasil berupa luaran yang membanggakan
sehingga dapat menjadi salah satu rujukan atau agent of communication dalam memilih perguruan tinggi swasta
tertentu.
3.
Komunikasi Pemasaran yang banyak
digunakan perguruan tinggi swasta saat ini
untuk
menarik sebanyak mungkin mahasiswa baru tidak cukup dapat membangkitkan
motivasi serta sikap mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi tertentu, walaupun jika dilihat hubungan langsung antara komunikasi pemasaran
dengan pengambilan keputusan berpengaruh signifikan. Artinya pengambilan keputusan oleh mahasiswa tidak selalu dilandasi dengan motivasi dan sikap
yang berasal dari komunikasi
pemasaran tetapi hanya karena
situasi dan kondisi tertentu yang mengharuskan
mahasiswa untuk mengambil keputusan untuk memilih salah satu perguruan tinggi
swasta tertentu.
4.
Citra perguruan tinggi swasta
sangat berpengaruh baik terhadap motivasi, sikap,
maupun pengambilan keputusan. Ini
menunjukkan bahwa citra perguruan tinggi swasta adalah salah satu modal utama yang
dapat mendorong mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi swasta
tertentu. Oleh karena itu citra oleh perguruan tinggi swasta perlu terus dijaga bahkan diupayakan untuk
terus menanamkan kesan yang baik sehingga tercipta image yang
positif.
5.
Motivasi berpengaruh dalam
membentuk sikap mahasiswa dalam memilih
perguruan
tinggi swasta tertentu. Motivasi adalah salah satu variabel penting yang
mendorong mahasiswa dalam bersikap sehingga
faktor- faktor pendorong motivasi
perlu diketahui lebih jauh.
6.
Variabel Sikap ternyata berperan
sangat penting dalam pengambilan keputusan
mahasiswa
terhadap perguruan tinggi swasta. Ini menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan
oleh mahasiswa didahului oleh pembentukan sikap kemudian memilih perguruan
tinggi yang sesuai dengan
keinginannya.
Saran
Berdasarkan
hasil temuan dalam penelitian ini, khususnya
uji hubungan dan signifikansi antar konstruk
terhadap semua variabel laten,
dapat dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut:
1.
Penetapan biaya pendidikan yang ideal.
Bagaimanapun juga biaya pendidikan
masih
merupakan
salah satu faktor yang cukup menentukan keputusan mahasiswa
dalam memilih perguruan tinggi swasta di Sulawesi Selatan. Ketika biaya pendidikan dipersepsikan sebagai
kualitas pelayanan jasa yang diterima maka biaya
pendidikan walaupun sedikit lebih mahal tetapi masih dianggap wajar maka
itu bisa diterima Oleh karena itu
bagi pengelola perguruan tinggi swasta penetapan biaya pendidikan hendaknya
dilakukan secermat mungkin dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan kualiltas pelayanan jasa yang
diberikan dengan berbagai aspeknya.
2.
Variabel kelompok rujukan dengan 8
(delapan) dimensinya yang terdiri antara lain
pertimbangan
pemilihan perguruan tinggi karena melihat alumninya
yang telah sukses, orang tua,
teman ternyata adalah variabel yang
kuat pengaruhnya terhadap keputusan pemilihan perguruan tinggi oleh mahasiswa.
Ini memberikan gambaran bahwa
kualitas (mutu) belajar mengajar oleh perguruan
tinggi swasta harus dikedepankan. Selain itu perlunya membangun hubungan
komunikasi yang baik tidak saja semata-mata kepada calon mahasiswa sebagai obyek sasaran dan stakeholder tetapi juga kepada semua kalangan
dan tingkatan.
3.
Pengelola perguruan tinggi swasta dalam
pengelolaan proses belajar mengajar agar
terus
berupaya lebih profesional baik dalam memenuhi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan maupun peningkatan kualitas dan kualifikasi tenaga pengajar yang dimiliki karena hal ini akan berimbas terhadap pembentukan
citra perguruan tinggi.
4.
Komunikasi pemasaran yang di desain dan
dilakukan selama ini oleh perguruan tinggi
ternyata
kurang mempengaruhi motivasi, dan sikap mahasiswa untuk memililh perguruan
tinggi swasta tertentu. Ini memberikan gambaran bahwa proses penyampaian pesan baik melalui promosi langsung dengan
mengunjugi sekolah-sekolah, brosur, media masa, media cetak maupun media
elektronik ternyata kurang memberikan daya tarik bagi obyek sasaran. Oleh karena itu perlu dirancang bentuk
komunikasi pemasaran yang lain yang lebih menarik baik kemasan, isi pesan,
metode penyampaiannya dan
lain sebagainya.
5.
Perguruan tinggi swasta juga perlu memperhatikan program studi yang
dikelola
supaya
lebih kreatif dan lebih
memprioritaskan program studi yang berbasis ketrampilan khusus sesuai yang dibutuhkan pasar kerja. Hal ini
terkait dengan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan atau
menciptakan pekerjaan sendiri.
6.
Dalam era persaingan yang ketat hampir di
semua sektor termasuk perguruan tinggi
swasta
maka pengelola perguruan tinggi
dituntut untuk selalu membangun reputasi atau image yang baik melalui terobosan-terobosan baru yang bisa menjadi andalan dan mempunyai
nilai jual yang tinggi misalnya
perguruan tinggi selalu ikut berkiprah
dalam setiap perlombaan antar perguruan tinggi baik di tingkat lokal, maupun
nasional.
7.
Selain itu, perguruan tinggi swasta pula harus dikelola secara lebih
profesional dengan
mengedepankan
kepuasan penggunanya mulai dari mahasiswa, tenaga pengajar dan para pemangku
kepentingan lainnya (stakeholder). Hal ini terkait dengan loyalitas
pelanggan/konsumen yang sangat berpengaruh terhadap iklan dari mulut ke mulut individu yang mempunyai tingkat
kepercayaan yang tinggi
bagi penerimanya.
DAFTAR PUSTAKA
Assael,
Henry (1998), Consumer Behavior and
Marketing Action, 6th ed, New York : South Western College Publishing.
Bouse
and Hossler, 2005, The Studying College Choice: A Progress
Report, Journal Marketing For Higher Education, Volume 15 Number 2
Bowen
& Brown, S. 1991. (Eds), Advance in
services, marketing and management
3: 1-67. Greenwich, CT:JAL Budirahayu,Tuti.,
Sudarso, Sakti.S, Yayan, 2001.
Pola
Pemilihan Jurusan Di Tinggi
Dan Rencana Bekerja Pada
Siswa-Siswa
Sekolah Menengah Umum: Jurnal Penelitian
Dinamika Sosial Vol 2. No. 2 Agustus 2001: 72
-
78
Canon,
John and Broyles, Thomas W, 2006,
Factors Influencing Gifted And Talented Students’ College Decisions, Journal
of Southern Agricultural Education Research 136, Volume 56, Number
1
Carpenter,
G.S., R. Glazer, dan K. Nakamoto.1995.
“Meaningful Brands from Meaningless Differences “, Journal of Marketing Research, Agustus
Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi – Depdiknas, 2004, Strategi Pendidikan Tinggi Jangka
Panjang 2003–2010, mewujudkan
perguruan tinggi yang berkualitas.
Engel,
James F, Blackwell, Rogre D and Miniard, Paul
W, (1994), Perilaku Konsumen, Jilid-1, Binaputra Aksara, Jakarta
Ferdinand,
A, 2002. Structural Equation Modeling
dalam penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Hawkins,
Del I., Roger J., Best dan
kanneth A., Coney, 1998. Consumer Behavior,
USA:Irwin McGraw-Hill.
Hossler,
D., & Gallagher, K. (1987). Studying
student college choice: A three-phase model and the implications for
policymakers. College and University,
62(3), 207-221.
0 komentar:
Posting Komentar